Pendamping UMKM Mikro Misbahul Munir mengungkap beragam platform media sosial yang tersedia saat ini memiliki aturan main yang beberapa di antaranya dituangkan dalam sebuah pedoman komunitas atau community guidelines.
“Community guidelines ini bertujuan agar platform tersebut dapat nyaman dan aman digunakan oleh para anggotanya, serta dapat menghindarkan mereka dari berbagai kemungkinan masalah yang muncul,” kata Munir saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Peran Transformasi Digital dalam Rangka Pengembangan Potensi Daerah” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (22/9/2021).
Media sosial, lanjut Munir, seperti Instagram, Facebook dan Youtube adalah media sosial yang popular, yang banyak digunakan oleh pengguna internet di Indonesia dan menerapkan community guidelines secara ketat.
“Meski demikian, kita tetap perlu memitigasi keamanan dengan mengutamakan nilai dan aturan dalam berinteraksi,” kata Munir.
Caranya, dengan saling menghormati membentuk lingkungan yang mendukung agar setiap orang merasa percaya diri dan dihargai. Aman, nyaman dan saling melindungi dengan menerapkan interaksi yang positif.
Hal itu, lanjut Munir, erat kaitannya dengan pemahaman komponen aman bermedia digital kognitif, untuk mengetahui dan memahami konsep dan mekanisme proteksi digital. Secara afektif ada empati untuk saling melindungi keamanan digital pengguna lain, misalnya tidak membocorkan identitas orang lain.
“Aspek konatif (behavioral) juga penting dengan cara membiasakan untuk memastikan keamanan digital dan memperbarui pengamanan digital,” kata Munir.
Munir menegaskan, perlu pemahaman bahwa internet menghubungkan secara luas sehingga identitas digital pengguna internet bisa sama dengan identitas di dunia nyata, bisa juga tidak. “Kita menjadi rentan berinteraksi dengan orang yang tidak kita kenal, dengan tujuan yang tidak kita ketahui,” kata dia.
Narasumber lain webinar itu, One Andang Wardoyo selaku Sekda Kabupaten Wonosobo menuturkan rendahnya penguasaan literasi yang dibuktikan dengan hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada dalam posisi 60 dari 61 negara yang disurvei.
“Rata-rata kemampuan membaca cepat siswa Indonesia dengan skor 371 dengan rata-rata skor OECD 487 sedangkan kemampuan rata-rata matematika 379 dengan rata-rata skor OECD 489, dan kemampuan rata-rata sains 389 dengan rata-rata skor OECD 489,” kata dia.
Oleh sebab itu, perlunya meningkatkan budaya literasi. Untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan. Penanaman literasi sedini mungkin menjadi modal dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya.
“Budaya literasi bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda dalam aspek pembangunan negara serta meningkatkan kemampuan bersaing generasi muda dalam kancah global,” tegasnya.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber Pegiat Kewirausahaan Sosial Yuni Mustani, Pengampu Social Media Communication PT Cipta Manusia Indonesia Annisa Choiriya Muftada serta dimoderatori Bella Ashari juga Fadhil Asyhari selaku key opinion leader. (*)