Tranformasi digital telah mengubah perilaku dan kebiasaan, pola kebutuhan, cara berkomunikasi, dan cara mendapatkan informasi manusia. Untuk menjadi cerdas, dulu identik degan guru dan sekolah atau tumpukan buku. Kini, hal itu tak berlaku lagi.
”Menjadi cerdas di era digital berarti seorang pelajar harus mencari sendiri informasi di internet sebagai tempat sekolah (belajar) baru,” kata pengajar Universitas Respati Yogyakarta Hartanto pada webinar literasi digital bertajuk ”Menjadi Cerdas di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Selasa (10/8/2021).
Meskipun internet bisa dimanfaatkan untuk beragam kepentingan dan tujuan, namun kata Hartanto, sebaiknya para pelajar mau memanfaatkannya untuk mencari informasi. Pencarian informasi dapat mendukung para pelajar dalam penyelesaian tugas yang diberikan guru atau sekolah.
Sebagai tempat belajar baru, lanjut Hartanto, internet menyediakan berbagai informasi maupun konten pembelajaran semua jenis ilmu pengetahuan. Untuk menemukan tema pembelajaran tertentu kita hanya perlu mencarinya melalui mesin pencarian.
”Jika ingin mencari tahu tentang topik-topik yang menarik sesuai dengan materi sekolah atau kuliah, kamu tak perlu menunggu topik itu disampaikan oleh guru. Cukup masukkan kata kunci di mesin pencarian,” ujarnya.
Menurut Hartanto, internet juga merupakan tempat belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris misalnya. Dengan membiasakan diri membuka situs berbahasa asing, atau berkomuniasi melalui media sosial dengan orang asing, dijamin kemampuan bahasa asing (Inggris) kita menjadi lebih baik.
Cerdas bagi Hartanto adalah tajam pikiran. Pelajar yang cerdas tidak terpaku pada teori, namun lebih terhadap pemahaman konsep. Senjata utama cerdas adalah logika, dan pengetahuan yang didapatkan dari teori.
Berikut ini ciri-ciri orang cerdas menurut Hartanto, yakni: selalu berempati dan penuh kasih, berpikir sebelum bicara, pendiam dan jeli, tidak sok tahu, selalu ingin tahu, memori kerja yang baik, dan fleksibel.
Adapun strategi cerdas belajar online di masa pandemi, cara yang pertama ialah memotivasi diri, kemudian atur waktu, selalu mengerjakan tugas, tanya orang lain jika ada kesulitan, ulang materi pembelajaran agar benar-benar paham.
Narasumber selanjutnya, Kepala MAN 4 Kebumen Muhamad Siswanto mengibaratkan internet dengan cara makan prasmanan yang menyediakan banyak menu makanan untuk dipilih di sebuah restoran. Cerdas di era digital berarti memilih menu sesuai keinginan dari beragam menu yang ada.
”Media digital mempunyai beragam informasi baik yang bersifat positif maupun negatif. Yang positif misalnya ilmu pengetahuan, agama, informasi aktual (berita) dan lainnya. Yang negatif, ada hate speech, hoaks, pornografi, perjudian dan sejenisnya,” jelas Siswanto.
Siswanto menambahkan, menjadi cerdas di era digital dibutuhkan kecerdasan intelektual dan emosional memilih konten di media digital.
Media digital menjadikan kita cerdas hanya dengan mengonsumsi hal-hal yang positif, dan membuang sisi negatifnya.
”Pengguna cerdas akan memilih dan memilah konten yang bermanfaat dan sesuai nilai-nilai agama dan norma kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkas Siswanto
Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator presenter Nadia Intan itu, juga menghadirkan narasumber Ilham Faris (Hypnotherapist & Psycotherapist), H. Juair (Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah), dan Qausar Harta Yudana selaku key opinion leader. (*)