Sorotan atas keberadaan media sosial selama ini condong ke berbagai dampak negatifnya, seperti peningkatan risiko depresi, kecemasan, kesepian, menyakiti diri sendiri, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.
“Padahal, di satu sisi, media sosial juga punya seabrek sisi positif. Mulai dari kemudahan memperoleh informasi terbaru dan berita aktual, menyambung tali persaudaraan dengan keluarga serta relasi, sampai ruang menggembleng kreativitas dan untuk sarana berwirausaha atau menjual karya,” kata Board of Desantara Foundation Muhammad Nurkhoiron, saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital bertema ”Dampak Positif Bermedia Sosial” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (10/8/2021).
Nurkhoiron kemudian membeberkan dampak positif media sosial, salah satunya menyebar kebaikan dan inspirasi. Tak melulu konten negatif dan miring. “Media sosial sebagai bagian media digital dapat meningkatkan nilai-nilai sosial, seperti solidaritas, kesejahteraan, dan religiusitas,” jelasnya.
Nurkhoiron lantas mencontohkan sejumlah aksi solidaritas yang diangkat dalam pemberitaan kemudian menjadi viral dan menginspirasi banyak orang dari berbagai daerah.
Seperti gerakan solidaritas layanan pinjam tabung oksigen gratis dari sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia di kawasan Jabodetabek, lalu aksi pemuda asal Lampung yang membagikan vitamin dan suplemen hingga tengah malam, juga aksi tim kepolisian Banyumas yang memborong dagangan PKL di tengah PPKM Darurat.
“Aksi solidaritas yang viral di media sosial dan menginspirasi itu juga dilakukan dokter di Yogyakarta yang membuka layanan konsultasi gratis
melihat kondisi banyaknya pasien Covid-19 yang memprihatinkan,” kata Nurkhoiron.
Mantan komisioner Komnas HAM ini mengatakan, hanya dengan melihat berbagai sisi positif media digital, bisa menjadi sumber informasi untuk mengasah skill digital, kompetensi budaya, kita bisa meraih kesuksesan, dan menjadi bangsa yang berkompetisi di ranah global.
Nurkhoiron menambahkan, manfaat media digital pula yang membuat dua bocah di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berhasil membuat sendiri platform e-learning bernama Pintar Online, sehingga tak bergantung dengan jenis platform e-learning yang berbayar.
“Anak itu lalu berhasil membuat platform e-learning menggunakan dua perangkat lunak learning management system dan content management system. Hal seperti ini tak akan kita ketahui bilamana perkembangan teknologi informasi belum sepesat ini,” jelas Nurkhoiron.
Pembicara lain dalam webinar kali ini, Fitriana Aenun, Kepala MTsN 3 Purworejo mengatakan, cerdas bermedia sosial mencakup berbagai aspek penting yang harus diperhatikan.
“Cerdas bermedia sosial itu mesti bisa mengatur waktu, menghargai orang lain saat bermedia sosial, menghargai karya orang lain, mengetahui fungsi media sosial, dan memfilter informasi yang beredar,” tegasnya.
Fitriana sepakat, dampak positif medsos sebagai media menggali dan menyimpan informasi. Situs jaringan informasi juga membuat anak serta remaja lebih bersahabat. “Media sosial juga mempermudah urusan harian seperti belanja kebutuhan, dan menambah penghasilan dari transaksi bisnis daring,” kata Fitriana.
Webinar yang dimoderatori Nadia Intan ini juga menghadirkan dua narasumber lain yakni Pemred PadasukaTV & Direktur Eksekutif ITF Yusuf Mars dan Kaprodi Magister Informatika UAJY, Yonathan Dri Handarkho. Hadir juga Greget Kalla Buana yabg bertindak selaku key opinion leader. (*)