Minggu, November 17, 2024

Era teknologi, orangtua jangan malu belajar internet

Must read

Era digital merupakan masa ketika informasi mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan teknologi digital. Sedangkan teknologi digital adalah teknologi yang menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung internet.

Content Writer Jaring Pasar Nusantara, Murniandhany Ayusari mengatakan, pada era digital saat ini anak Indonesia sudah akrab dengan dunia internet. Data menyebut penggunaan internet untuk kegiatan belajar siswa usia 5 s.d. 24 tahun terus mengalami peningkatan. Pada 2020 ada 59,33 persen siswa yang menggunakan internet.

”Angka ini tumbuh pesat dari 33,98 persen pada 2016,” katanya dalam webinar literasi digital bertema ”Pendidikan Bermutu untuk Generasi Anak Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (20/8/2021).

Murniandhany mengungkapkan, dalam penggunaan internet pada anak, perlu adanya peran dari orangtua. Menurutnya, dalam masyarakat modern, pemakaian internet oleh anak justru kurang mendapatkan pengawasan dari orangtua karena minimnya panduan dan kurangnya pengetahuan orangtua terhadap internet.

”Kenyataannya, dampak negatif terhadap anak tidak hanya muncul dari luar tetapi juga muncul dari dalam diri sendiri dan keluarga,” ujar Murni di depan 1.000-an lebih partisipan webinar. Selanjutnya orangtua, dalam mengelola internet untuk anak kata kuncinya adalah tidak malu belajar dan memberikan arahan serta pendampingan.

Menurut Murni, orangtua perlu memilihkan aplikasi, permainan atau situs yang akan diakses anak, kemudian juga memberikan batasan dengan membuat jadwal waktu online, serta mendampingi kegiatan online anak.

Selain orangtua, pengajar pun harus memiliki keterampilan untuk memberikan edukasi kepada siswanya dalam memakai internet. Pengajar harus bisa berpikir kritis ketika mendapatkan konten dari internet untuk diberikan kepada anak didiknya. Baik itu kebenaran konten, sumber yang kredibel, maupun manfaatnya untuk siswa. ”Pengajar harus bisa mengoptimalkan potensi siswa dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” tegas Murni.

Murni menambahkan, membangun kemampuan literasi digital pada anak sangat penting, karena mempengaruhi kualitas masa depan bangsa. Dengan perkembangan internet, anak dapat mengembangkan bakat dan kreativitas. Begitu juga membangun karakter literasi digital yang baik dapat membentuk generasi muda yang memiliki kepribadian baik. ”Serta memiliki pengetahun terhadap teknologi digital dan dapat bersaing secara global,” imbuhnya.

Narasumber lain dalam webinar ini, praktisi pendidikan Anggraini Hermana mengatakan, pendidikan bermutu melalui aplikasi digital bisa memanfaatkan YouTube untuk melakukan presentasi. Kemudian memakai Instagram sebagai media pengumpulan tugas.

Anggraini mengungkapkan, dalam memanfaatkan dunia digital untuk sektor pendidikan perlu suatu landasan etika. Yakni, pengendalian diri untuk berani memilah tentang konten yang dikonsumsi, serta tentang bagaimana sebaiknya menyikapi sebuah permasalahan.

Lalu, dalam berinternet pun harus tetap menghargai waktu, tenaga pikiran, dan memperhatikan kesehatan. ”Fokus pada karya menciptakan sesuatu (secara digital) yang inspiratif bukan menjadi followers atau melakukan plagiarisme. Selain itu juga selalu punya goals atau tujuan yang jelas dalam setiap keputusan, bukan termakan tren dan tanpa tujuan,” pungkasnya.

Webianr yang dipandu moderator Dannys Citra itu, juga menghadirkan narasumber dosen UNNES Semarang Ali Formen Yudha, Wakil Ketua Yayasan di Ponpes Addainuriyah 2 Semarang Azmi Muttaqin, serta news anchor RCTI, Shafinaz Nachiar selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article