Founder ISTAR Digital Marketing Center Isharsono menuturkan selalu ada ancaman di balik kemudahan dari teknologi digital yang berpotensi membahayakan diri penggunanya.
“Ancaman itu muncul karena karakteristik dunia maya sebagai bagian dunia digital,” kata Isharsono saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Ruang Diskusi Publik Melalui Platform Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pati Jawa Tengah, Selasa (21/9/2021).
Isharsono meyatakan, karakteristik dunia maya antara lain beroperasi di ruang digital yang virtual atau maya yang tanpa batas dan selalu berubah dengan cepat. “Warganet atau netizen yang hidup di ruang ini cirinya dapat melaksanakan aktivitasnya tanpa menunjukkan identitasnya dan informasi di dalamnya bersifat publik,” kata Isharsono.
Di ruang dunia maya inilah perbedaan sosial,ekonomi, politik akan selalu muncul ruang diskusi yang berpotensi adanya provokasi. Oleh sebab itu, ujar Isharsono, selalu berhati-hati di media sosial.
“Adanya jejak digital membuat postang-posting tetap ada konsekuensinya. Ini sekaligus dorongan menciptakan dunia maya yang aman dan menciptakan dunia nyata yang aman pula,” kata dia.
Isharsono menambahkan agar pengguna mengetahui apa yang akan dibagikan. Jangan membagikan sesuatu sebelum Anda benar-benar yakin itu bukan hoaks. selebihnya, gunakan bahasa, kalimat dan kata-kata yang tidak menimbulkan masalah.
“Gunakan ruang digital sebagai cerminan kita berinteraksi yang baik, hindari permusuhan, karena permusuhan itu dapat memancing pihak lain untuk menyerang kita secara digital,” tegasnya.
Narasumber lain webinar itu, Isyrokh Fuaidi, LL.M selaku dosen Institut Pesantren Mathali’ul Falah mengungkapkan sisi negatif budaya digital cukup banyak dan sulit dihindari. “Ini dipicu pula minimnya etika sosial, jadi rentan tindak kejahatan, penipuan, kekerasan, bully, hasutan, ujaran kebencian,” kata dia.
Selain itu, kata Isyrokh, materi digital mudah disalin, disebarkan dan dimodifikasi. “Penyebaran hoaks dan mentalitas serba instan dan lemahnya daya juang menjadi bagian dampak sisi buruk dunia digital selain gangguan psikologis seperti depresi, gelisah, tidak fokus dan kurang manajemen diri,” ujarnya.
Oleh sebab itu, kata Isyrokh, perlu bijak bermedia digital. Hari ini tidak cukup hanya cakap mengoperasikan alat dan gadget, melainkan juga mampu bermedia digital dengan aman, sehat dan penuh tanggung jawab.
“Perlu penanaman budaya digital yang baik, seperti banyak membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber entrepeneur Misbachul Munir, Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia Rizqika Alya Anwar serta dimoderatori Dimas Satria juga Ade Wahyu selaku key opinion leader. (*)