Sabtu, November 16, 2024

Menjadi warganet beradab dengan aman dan etis bermedia digital

Must read

Transformasi digital memberikan banyak peluang baru yang memudahkan berbagai aktivitas kehidupan. Bergesernya perilaku masyarakat ke ranah digital, mestinya juga diiringi dengan perilaku yang etis dan beradab. Sebab, pada dasarnya kehidupan di dunia digital sama dengan di dunia nyata. 

Tema diskusi ”Menjadi Pengguna Internet yang Beradab” dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (13/9/2021).  Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang diselenggarakan untuk meningkatkan kecakapan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Kegiatan ini dipandu oleh tv host Mifty Vasko dengan menghadirkan empat narasumber: Sani Widowati (Princeton Bridge Year On-Site Director Indonesia), M. Nur Arifin (antropolog), Annisa Choiriya Muftada (social media communication), Heru Prasetya (pegiat literasi media). Diskusi virtual kali ini juga menghadirkan mom influencer Tya Lestari sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan tema diskusi berdasarkan pilar literasi digital yang meliputi digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety.

Nur Arifin menjelaskan, fakta transformasi digital telah membawa perubahan budaya analog ke budaya digital yang saat ini merupakan sebuah keniscayaan untuk mau beradaptasi di dalamnya. Teknologi dan internet menjadi satu kondisi di mana informasi berlimpah tersedia, baik itu informasi positif maupun negatif. 

”Era kelimpahan informasi memberi dampak bercampurnya fake news dan fact news. Banyaknya pengguna yang memiliki kebebasan berekspresi membuat konten negatif merebak, baik yang sengaja diproduksi atau tidak sengaja disebarkan karena minimnya literasi digital,” jelas Nur Arifin. 

Pada awal 2021, warga digital Indonesia telah digemparkan dengan hasil survei bahwa Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara yang memiliki reputasi buruk di media online. Padahal Indonesia sebelumnya diketahui sebagai negara multikultural yang ramah. Kondisi tersebut haruslah menjadi bahan koreksi dengan memahami dan mengimplementasikan literasi digital, nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika perlu dibawa ke ranah digital. 

Narasumber berikutnya, Heru Prasetya menambahkan, selain menjaga nilai multikultural di ruang digital, setiap pengguna media digital juga perlu memahami keamanan digital ketika beraktivitas daring. Keamanan digital atau digital safety adalah proses bagaimana menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara aman dan nyaman.

Indikator keamanan digital dalam pilar literasi digital di antaranya meliputi pemahaman pengamanan perangkat digital, pengamanan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital bagi anak. 

”Amankan perangkat digital dengan memperbarui peranti lunak, memasang antivirus dan menggunakan password yang kuat pada setiap akun digital,” jelas Heru Prasetya. 

Di ruang digital, terdapat potensi kejahatan siber yang cara kerjanya mengincar data dan informasi identitas untuk berbagai kepentingan. Paling umum, kejahatan digital atau cyber crime didasari alasan ekonomi, pencurian data untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan memanfaatkan kelengahan pengguna. 

”Pembobolan akun digital bisa dengan mudah dilakukan jika tidak menggunakan pengamanan berupa password yang lemah atau mudah ditebak. Buatlah password yang kuat dengan kata yang unik, menggunakan kombinasi huruf, angka, dan simbol. Semakin unik password akan semakin baik, karena akan susah dibobol. Jangan menggunakan password yang sama di semua akun platform digital,” jelas Heru terkait keamanan digital.

Selain itu, tambah Heru Prasetya, membuat rekam jejak digital positif merupakan salah satu cara menjaga peradaban di ruang digital agar tetap nyaman. Tidak asal sebar dan unggah informasi melainkan memilah dan memilih terlebih dahulu informasi. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article