Minggu, November 24, 2024

Otak perubahan layanan publik yang efektif dan efisien sangat terkait digital mindset

Must read

Tak bisa dimungkiri, pada era digital ini masyarakat menginginkan pengurusan segala layanan publik agar lebih cepat, efektif, dan efisien. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi beserta inovasinya mau tak mau menjadi pekerjaan besar yang harus diselesaikan agar pelayanan publik tak gagap dan tertatih dalam menghadapi revolusi industri 4.0. 

“Saat ini kita sedang memasuki era disrupsi digital, semua aspek kehidupan tersentuh internet atau internet of things, sehingga masyarakat menuntut kualitas layanan barang dan jasa serba cepat efisien dan tentu saja murah,” kata wartawan senior Teguh Setiawan saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (31/8/2021).

Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Teguh mengungkap sebagian besar masyarakat berupaya mendisrupsi sistem pelayanan publik lama yang prosesnya tak lagi efektif dan efisien. “Warga menuntut segera adanya inovasi sistem digitalisasi, menuntut kemampuan penyedia jasa pelayanan membaca setiap gerakan baik yang terlihat dan tak terlihat serta mengantisipasi keterkejutan akibat gerakan zaman,” kata Teguh.

Namun patut diingat, lanjut Teguh, otak perubahan layanan publik yang efektif dan efisien sangat terkait dengan digital mindset, khususnya dalam menghadapi revolusi industri 4.0. “Digital mindset revolusi industri 4.0. 

ini merupakan pola pikir yang berkaitan dengan kesadaran sebagai manusia untuk memaksimalkan pemanfaatan peralatan atau teknologi digital yang tersedia,” tegas Teguh.

Dari situ dapat ditarik sejumlah kajian, dalam era digital yang menyediakan informasi serba cepat ini, kata Teguh, dibutuhkan empat karakter digital mindset yang harus dimiliki pengguna digital.

Pertama, tahu akan keberadaan teknologi digital yang sudah berkembang, sedang berkembang, dan akan berkembang. Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga terus melakukan update pada perkembangan teknologi digital terkini. 

Yang ketiga ikut menggunakan teknologi untuk kepentingan dan pengembangan diri baik secara profesional sebagai cara untuk belajar maupun sebagai media hiburan. Adapun yang keempat, mindset yang harus dimiliki bagaimana menimbulkan keinginan dan merasa tertantang untuk bisa menggunakan berbagai teknologi yang tersedia.

Narasumber lain dalam webinar, Social Media Specialist PT Cipta Manusia Indonesia Annisa Choiriya Muftada mengatakan, beberapa cara aman dalam berinternet juga mesti dikuasai di era digital ini agar tak menjadi korban kejahatan namun juga bisa mengantisipasinya.

“Gunakan selalu password yang sulit dan selalu logout atau keluar jika login di perangkat lain. Rutinlah mengganti password,” kata Annisa.

Annisa menambahkan, agar aman berinternet, pengguna disarankan mengaktifkan pengaturan privasi ganda di akun pribadi atau Find My Location, serta aktifkan Back Up Data dan Anti Virus serta Two Factor Authentication.

“Jelajahi situs internet yang terpercaya saja dan jangan pernah lupa hapus history penelusuran online serta meminimalisir penggunaan free Wi-fi di ruang publik,” ujar Annisa.

Annisa mengungkapkan, pengguna digital diharapkan partisipasinya dalam menciptakan ruang digital yang sehat, aman, dan nyaman. Misalnya, memikirkan yang harus dilakukan ketika menemukan konten negatif.

Pelaporan konten negatif itu bisa melalui layanan yang diberikan Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui website aduankonten.id atau Whatsapp +6208119224545 atau email [email protected].

Webinar yang dimoderatori Nabila Nadjib ini juga menghadirkan narasumber lain yakni dosen Fisip Undip Semarang Agustin Rina Herawati, pengajar MAN Yogyakarta Cahyono, serta Fadhil Achyari selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article