Sabtu, November 16, 2024

Promosi budaya di jagat digital. Agar budaya kita tak diklaim bangsa lain

Must read

Kepala MAN 1 Tegal Nurhayati mengungkapkan, budaya yang membentuk kebudayaan besar bangsa Indonesia ditandai dengan beragam corak yang berbeda satu dengan lainnya, dari Sabang sampai Merauke.

Keberagaman corak budaya Indonesia itu merupakan berkah dan kebanggaan tersendiri yang patut dilestarikan serta diwariskan kepada generasi selanjutnya, agar terus bisa bertahan melalui berbagai zaman termasuk zaman digital ini.

“Perlu langkah nyata untuk lebih mempromosikan informasi tentang budaya Indonesia ini melalui berbagai kemajuan teknologi digital yang ada saat ini,” kata Nurhayati, saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital bertema “Promosi Budaya Indonesia Melalui Budaya Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (24/8/2021).

Dalam webinar yang diikuti 187 peserta itu, Nurhayati menyampaikan cara mempromosikan budaya Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai langkah. Salah satunya dengan mengoptimalkan fungsi internet.

“Kita semua tanpa kecuali, yang bisa mengoperasikan dan mengakses internet, dapat mendayagunakan era digital ini untuk mempromosikan budaya Indonesia ke berbagai bangsa di dunia secara konsisten,” kata Nurhayati.

Konsisten, dalam arti misalnya platform promosi yang digunakan adalah website atau blog, maka dapat memperbaruinya (update) secara berkala pada konten-kontennya.

”Bangun komunikasi dan kembangkan jejaring dengan siapa saja agar bisa mengakses konten budaya itu. Serta perkuat branding personal maupun kelompok,” urai Nurhayati.

Nurhayati menambahkan, dalam penyebaran promosi budaya ini ia mengimbau tetap tidak melupakan etika dalam berinternet. Sehingga, upaya mempromosikan budaya tidak menyinggung pihak lain yang berbeda kultur.

”Menyebarkan informasi dan menyerap aspirasi dalam upaya promosi budaya secara digital dapat dilakukan pula melalui platform-platform media sosial baik facebook, instagram, twiter, atau dengan email berkala dan mailing list,” kata dia.

Selain itu, aktif dalam berbagai forum kajian dan pencinta budaya dunia, kegiatan ekspor barang kerajinan kesenian, hingga pagelaran seni di luar negeri atau secara virtual yang dapat diakses berbagai negara juga menjadi satu langkah positif promosi budaya.

Nurhayati menambahkan, promosi budaya sekaligus menjadi misi luhur agar jangan sampai kebudayaan Indonesia justru diakui atau diklaim oleh bangsa lain hanya karena ketidaktahuan dan ketidakpedulian pemilik aslinya. ”Jika bukan kita yang peduli budaya sendiri, siapa lagi?” tanya Nurhayati.

Sementara itu, narasumber lain dalam webinar, konsultan media Prasidono Listiaji mengatakan, budaya menggambarkan wajah kita sendiri. ”Bangsa Indonesia dikenal dengan kesopanansantunan dan keramahtamahannya. Namun, hingga kini, ada banyak budaya yang belum dikenalkan ke publik luas. Karena itu, pada era kemudahan teknologi inilah saatnya mengenalkan budaya lokal ke berbagai penjuru dunia,” ujar lelaki yang akrab disapa Inod itu.

Terkait upaya mempromosikan budaya ke penjuru dunia, Inod menyarankan perlunya mengubah pemikiran yang konvensional ke modern, khususnya dalam pemaknaan ruang digital. “Ubah konsep ruang digital kita lebih dulu, dari yang semula bersifat personal menjadi ruang publik,” jelasnya.

Dimoderatori Tommy Rumahorbo, webinar ini juga menghadirkan dua narasumber lain, yakni Kepala MTsN 2 Pekalongan Imam Sayekti, penulis sekaligus Co-Founder Akademia Virtual Media Muawwin, serta Mujab MS selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article