Jumat, November 15, 2024

Tanamkan budaya membaca agar cakap bermedia digital

Must read

Literasi digital merupakan sebuah konsep dan praktik yang bukan sekedar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif. 

Hal tersebut disamapaikan oleh Praktisi Pendidikan, Meidine Primalia, dalam webinar literasi digital dengan tema “Cerdas Berinternet, Tingkatkan Budaya Membaca Generasi Anak Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada Senin (4/10/2021).

Meidine mengungkapkan dalam literasi digital, terdapat pula kecakapan digital, yakni kekampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi serta sistem operasi digital, mulai dari website hingga beragam aplikasi di smartphone. 

Kemampuan itu perlu dimiliki agar nilai utama dunia digital bisa tercapai bagi penggunanya, di antara nilai utama itu seperti kreativitas untuk menjelajahi berbagai sudut pandang dan potensi media digital. Kemudian kolaborasi di media digital untuk mengasah kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, serta berpikir kritis dalam bermedia dan memanfaatkan media digital untuk kegiatan posotif. 

Meidine menyebut perlu adanya peningkatan minat membaca bagi pengguna internet untuk mencapai nilai utama dalam bermedia digital. Beberapa cara untuk memancing minat membacanya bisa dilakukan  dengan membiasakan membaca dan berkumpul dengan sesama yang hobi pembaca. “Bisa dengan berdiskusi dan bergabung di komunitas, memiliki list buku populer atau buku rekomendasi,” ucapnya. 

Narasumber lainnya, Wartawan, Emmanuael Didik Kartika Putra mengatakan, eksistensi jagad digital semakin memperlihatkan kekuatannya pada seluruh kehidupan manusia. Menurutnya, saat ini hampir seluruh pekerjaan, ide, serta hasil peradaban dipengaruhi oleh kerja sama massif antara manusia dan teknologi digital. 

Sebut saja misalnya kegiatan bisnis, perkantoran, pendidikan serta kehidupan sehari-hari, semuanya berkolaborasi dengan kecanggihan teknologi digital. Menurutnya, bila ada entitas, lembaga atau instutisi yang terlambat dan tidak peka dalam mengantisipasi perubahan besar digital maka siap-sap akan tumbang. 

 “Sudah otomatis semua mulai mengubah bisnis modelnya, agar tak semakin tenggelam digilas oleh pesaing baru yang lebih siap. Ruang digital merupakan ruang tanpa sekat, tanpa batas serta tak mengikat. Konsumen digital datang dari semua kalangan, anak hingga dewasa,” tuturnya. 

Sesungguhnya, kata Didik, kondisi ini tak hanya memudahkan saja, bahkan bujetnya pun lebih murah. “Jelas ini membius konsumen untuk tak mau meninggalkan teknologi digital,” ucapnya. 

Dipandu moderator Maafin Rizqi, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Anggitiyas Sekarinasih (Dosen UIN Purwokerto), Samuel Berrit Olam (Founder & CEP PT Malline Teknologi Internasional), dan Runner Up Miss Eco International 2018, Astira Vern, selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article