Senin, November 25, 2024

TIK dan hikmah pandemi dalam pendidikan online

Must read

Pandemi Covid-19 memang membawa banyak dampak negatif, namun di tengah kondisi tersebut masih ada hikmah yang bisa disyukuri. Yakni, penggunaan media teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) untuk kegiatan belajar mengajar tanpa terbatas waktu dan jarak.

Literasi digital pun menjadi perlu saat peralihan dari metode pendidikan yang konvensional ke sistem daring. Hal ini menjadi topik dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 16 Juni lalu. Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional literasi digital yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan masyarakat yang cakap digital.

Acara berlangsung dengan suguhan materi dari sejumlah narasumber dari bidang pendidikan: Cokorde Istri Dian (dosen Universitas Ngurah Rai), Dwiyanto Indiahono (dosen Universitas Jenderal Soedirman), Isyrokh Fuadi (dosen Institut Pesantren Mathali’ul Falah), Rika Iffati Farihah (pendiri dan tim redaksi Neswa.id), serta key opinion leader Audrey Chandra yang juga seorang news presenter.

Cokorde Istri Dian dalam kesempatan tersebut menyampaikan guru dan siswa di masa pandemi harus beradaptasi di era new normal. Aktivitas pendidikan bergeser dari ruang tatap muka beralih menjadi tatap maya. Jika dulu pembelajaran bersifat personal sekarang sudah bisa berkolaborasi dengan banyak pihak menggunakan teknologi digital. Jadi, mau tidak mau insan pendidikan harus belajar menguasai TIK. 

“Literasi digital pun perlu agar kita memiliki kemampuan menggunakan segala platform digital agar kegiatan belajar mengajar tetap bisa berlangsung di masa pandemi,” jelas Dian kepada peserta webinar. 

Dian berpendapat teknis pelaksanaan pendidikan secara online dalam hal pengoperasian teknologi digital cenderung mudah, kendalanya adalah jaringan internet yang belum masuk ke semua daerah. Selain itu beban biaya yang dikeluarkan orang tua untuk anak karena belajar daring membutuhkan kuota yang tidak sedikit. Sementara dari sisi pendidik, pembelajaran online memiliki keterbatasan dalam menyampaikan materi karena proses yang tidak bisa interaktif. Sedangkan stres juga bisa timbul akibat belajar online karena segala sesuatunya harus berhadapan dengan gadget atau gawai. 

“Akses sumber belajar online bisa didapatkan melalui e-book, jurnal maupun buku teks atau video berisi materi pembelajaran. Namun untuk membuat kegiatan belajar tetap menarik guru diharapkan bisa menciptakan pembelajaran interaktif melalui sesi tanya jawab online,” ungkap Dian.  Adanya pembelajaran daring membuat kita akrab dengan hashtag di rumah saja. Oleh sebab itu agar siswa bisa belajar dengan nyaman butuh dukungan dari lingkungan terdekatnya. Di antaranya dengan membuat jadwal rutinitas harian, meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak, mendiskusikan keamanan privasi anak saat menggunakan media digital, serta membangun komunikasi antara guru dan orangtua murid lainnya. 

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article