Sabtu, November 16, 2024

Upaya tanpa henti antisipasi radikalisme digital

Must read

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara Muh. Habib mengatakan, pemerintah dan berbagai elemen kebangsaan terus menggencarkan upaya memerangi sekaligus mencegah berkembangnya paham radikalisme, seiring pesatnya kemajuan teknologi informasi.

Sebab, selain banyak manfaat positifnya yang memudahkan masyarakat seluruh dunia berinteraksi dalam waktu singkat, teknologi informasi juga terindikasi berpotensi menjadi sarana yang mengancam keutuhan bangsa. Salah satunya melalui berkembangnya radikalisme.

Habib mengatakan, mudahnya akses internet benar-benar membuka peluang lebar masyarakat kian gampang menerima informasi gerakan radikalisme, pembuatan bom, dan aksi kejahatan lainnya.

“Kementerian Agama sejak 2016 mencanangkan Gerakan Nasional Penanggulangan Radikalisme, dengan diikuti Ditjen Bimas Islam membentuk Tim Cyber Radikalisme,” kata Habib saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema ”Antisipasi Radikalisme Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (18/8/2021).

Habib menjelaskan, melalui Tim Cyber Radikalisme ini, Kementerian Agama membuat kontra narasi menghadang informasi menjurus radikalisme yang beredar di dunia maya. Dengan satu cara aktif mengkampanyekan dan menginformasikan bahaya paham-paham radikal melalui pendekatan agama di dunia maya.

“Sejak tim ini dicanangkan, seluruh kemenag provinsi wajib mereview ulang rencana program kegiatan yang tidak prioritas, lalu diganti dengan program yang berhubungan dengan pencegahan radikalisme yang relevan, sehingga gerakannya masif,” ujar Habib.

Habib menambahkan, untuk melawan radikalisme digital itu, kampanye yang digelorakan Kementerian Agama di antaranya menyosialisasikan ajaran agama yang santun, saling menghargai, saling menghormati, damai, toleran, hidup rukun, dan menerima keberagaman.

“Sosialisasi ajaran agama juga mesti dilatari dengan profil Indonesia yang memiliki kemajemukan, dilandasi rasa cinta Tanah Air, juga semangat bela negara serta ajaran agama yang rahmatan lil’alamin,” tegasnya.

Menurut Habib, penyuluh agama menjadi satu komponen penting untuk meredam radikalisme, sehingga juga perlu memahami ruang digital. Penyuluh menjadi ujung tombak karena berinteraksi langsung dengan masyarakat di semua tingkatan.

“Pemerintah berupaya terus memberdayakan peran penyuluh agama, mulai yang fungsional maupun non-PNS beserta kalangan mubaligh, penceramah hingga tingkat petugas KUA di kecamatan dalam langkah mencegah radikalisme ini,” lanjut Habib.

Tidak ketinggalan, keberadaan dari lembaga pendidikan agama, baik formal maupun non-formal, juga wajib masuk dalam agenda mengantisipasi berkembangnya radikalisme di kalangan santri maupun siswa.

“Pembinaan agama bagi siswa di sekolah-sekolah melalui guru pendidikan agama ikut pula digencarkan untuk mencegah radikalisme tumbuh, karena penanggulangan radikalisme efektif melalui proses edukasi, penyuluhan, bimbingan di sekolah, keluarga, pesantren, majelis taklim, dan lewat dialog, workshop serta diklat,” ujarnya.

Habib menambahkan, di sisi lain, antisipasi penyebaran radikalisme selama ini juga menyasar para eks-napi teroris yang dilakukan melalui program pemulihan seperti penyuluhan dan konseling. “Jadi, dampak-dampak negatif dari dunia digital seperti radikalisme ini harus ditangani secara serius dari hulu hingga hilir, termasuk cara preventif,” kata dia.

Sementara itu, narasumber lain dalam webinar, Program Coordinator at Tempo Institute, Sopril Amir, mengajak pengguna media digital dapat mengambil manfaat positif dari internet lantaran kemudahan akses yang diberikan saat ini. “Sebarkan cinta dan percaya, bukan dusta dan curiga,” kata Sopril. 

Sopril mengatakan, untuk menghindari terjebak dengan informasi menyesatkan di ruang digital, dapat ditempuh dengan langkah mengenali pembuatnya, mengenali target sasarannya untuk siapa informasi itu dibuat, mengenali maksud tujuan informasi itu, serta latar belakangnya dan sumber informasi yang digunakan.

Webinar yang dimoderatori Bobby Aulia ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni Kepala MAN 4 Kebumen Muhammad Siswanto, Digital Strategist Enthusiastic Ilham Faris serta Syifa Fatimah selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article