Jumat, Desember 20, 2024

Globalisasi teknologi hilangkan sekat geografis

Must read

Kehidupan masa depan akan diwarnai tren globalisasi teknologi. Globalisasi bisa digambarkan dengan semakin terkoneksinya umat manusia melalui perangkat teknologi komunikasi sehingga sekat-sekat geografis menjadi tidak relevan lagi alias hilang.

“Internet dan mobile telephone menjadi dua peranti utama yang memungkinkan ini terjadi,” ujar Muhammad Thobroni (Dosen Universitas Borneo), saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Senin (28/6/2021).

Pegiat literasi yang juga seorang peternak ini juga melihat pada masa depan pengguna mobile telephone diprediksi terus bertambah. Euromonitor International memprediksi ada 6.9 miliar pengguna mobile telephone.

Jika tren pertambahan pengguna mobile telephone diiringi dengan inovasi dalam mobile technology, maka berbagai aktivitas ekonomi dan sosial akan bisa dilakukan secara lebih efisien, karena tidak lagi dibatasi oleh faktor geografis.

Menurut dia, fenomena connected society sudah mulai terjadi saat ini. Pada masa depan sangat mungkin konektivitas ini akan meluas dalam skala global. Penetrasi internet pun semakin luas.

Bahkan Uni Eropa mentargetkan semua penduduk harus sudah memiliki akses ke internet. Target yang juga tidak kalah ambisius adalah menciptakan digital single market yang ditopang oleh akses internet super cepat. Tren meningkatnya penetrasi internet juga akan terjadi di negara-negara berkembang. Diperkirakan ada 3.2 miliar pengguna internet di seluruh dunia, India menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak.

Rekor pertumbuhan pengguna internet yang tertinggi selama tahun 2010-2020 dipegang oleh wilayah Timur Tengah dan Afrika, diikuti wilayah Asia Pasifik dan Amerika Latin.

Seniman dan Budayawan, Hamdy Salad, yang juga jadi narasumber webinar bertema “Masyarakat yang Berkebudayaan Melalui Literasi Digital”, berharap melalui literasi digital terbentuk masyarakat yang berkebudayaan.

Artinya, mereka bisa mengunggah aktivitas budaya melalui media sosial, mengembangkan atau menciptakan budaya baru melalui perangkat digital serta menerapkan nilai-nilai budaya di dunia virtual dan sosial media.

Dipandu moderator Bobby Aulia, webinar juga dihadiri narasumber Yoshe Angela (Kaizen Room), Yanuar D Saputra (Pegiat Literasi Pendidikan) dan Hilyani Hidranto (POUND Instructor, News Presenter SEA Today) sebagai Key Opinion Leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article