Hoaks benar-benar telah menjadi momok yang menakutkan dalam bermedia sosial terlebih saat pandemic covid 19 ini, ada saja informasi hoaks. Maka dari itu kita harus Kritis dan Bijak menghadapi hoaks di masa pandemic covid 19 ini.
Demikian tema webinar kementrian komunikasi dan informasi yang digelar di Kabupaten Grobogan Rabu, 30 Juni 2021. Didin Sutandi (Jurnalis & Penulis) dalam webinar tersebut mengatakan hal-hal yang menyebabkan terjadinya hoaks sehingga mudah dipercaya dan disebarkan.
Satu adanya bias konfirmasi yakni kecenderungan mencari informasi dan menafsirkan informasi yang sesuai nilai-nilai atau keingingan yang dimilikinya.
Dua literasi, yakni literasi baca-tulis sebagian masyarakat Indonesia yang masih perlu ditingkatkan, jika tidak mau dikatakan masih rendah.
Tiga, hormon dopamin. Fungsi hormon ini salah satunya sebagai pengendali emosi; bahagia atau sedih. ”Serta Sinergi Sempurna yakni Ketika ketiga hal ini bergabung maka terjadilah sinergi sempurna dalam penyebaran hoaks,” jelasnya.
Maka dari itu dirinya menjelaskan ciri-ciri hoaks agar bisa dihindari yaitu judul provokatif, perintah baca dan sebarkan, 5W+1H tidak sempurna, tidak cover both side, narasumber tidak jelas, kecemasan, kebencian, permusuhan, ”Dan, judul serta isi sering tidak berhubungan,” jelasnya.
Untuk mengatasi agar tidak mudah terpengaruh hoaks dia mengatakan harus terus menggaungkan literasi baca tulis, dan meningkatkan literasi media.
Sementara itu pemateri lainnya, Ahmad Muam mengatakan perlunya Digital Citizenship Pancasilais, yakni berpikir kritis, meminimalisir unfollow, unfriend,dan block untuk menghindari Echo Chamber dan Filter Bubble, serta gotong royong kolaborasi kampanye literasi digital,” jelasnya.
Selain itu perlunya memahami tiga gerbang prinsip. Tiga gerbang yakni Apakah informasinya benar? Apakah Informasinya Bermanfaat? “Lalu, apakah mengandung kebencian atau menyakiti orang lain?” jelasnya lagi