Senin, November 18, 2024

Menumbuhkan skill digital di era pandemi

Must read

Edy Budiyarso, mantan News Produser I-News TV MNC Grup 2009-2016 menjadi pembicara pertama dalam kegiatan webinar literasi digital yang digagas Kominfo RI di Kabupaten Banyumas, Kamis 24 Juni 2021. Mengawali paparannya, wartawan senior yang telah melalang buana dan sarat pengalaman itu menukil sebuah kalimat bijak dari seorang futurolog, Alvin Tofller. Begini bunyinya.

“Buta huruf dalam Abad 21 bukanlah mereka yang tidak bisa membaca atau menulis, tetapi mereka yang tidak dapat belajar, tidak belajar dan tidak dapat terus belajar”

Ia lalu menjelaskan kondisi terkini dinamika dunia di masa pandemi. Menurutnya, pandemi Covid yang berlangsung hampir 2 tahun ini telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia secara global. World Economic Forum (WEF) melihat bahwa teknologi telah memainkan peranan penting untuk memfasilitasi aktivitas-aktivitas manusia. Sejumlah aplikasi produktif, pembelajaran, hingga hiburan dan media sosial semakin populer di masa pandemi.

“Contohnya saja aplikasi Zoom, yang saat ini sedang kita gunakan. Aplikasi seperti ini lahir di era pandemi. Telah banyak membantu kita dalam berkomunikasi, belajar di era pembatasan sosial,”katanya.

Sehingga, kemunculan teknologi dan jaringan internet, membuat arus Informasi tidak lagi searah tetapi lebih interatif. Dengan media sosial semua orang bisa

menjadi jurnalis. Ini menjadi problem, kata Edy, ketika derasnya arus informasi dalam masyarakat tanpa diiringi kultur literasi yang memadai.

Sehingga, tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban disinformasi, framing negatif, yang sebetulnya sengaha dirancang dan disetting oleh kelompok tertentu.

“Framing negatif sebagai bagian agenda setting kelompok tertentu hanya bisa

dinetralisir dengan kecakapan digital,”tegasnya.

Ia mengingatkan pentingnya kebijaksanaan dalam menggunakan ruang digital khususnya di media sosial. Karena, kata dia, di masa depan jejak digital akan banyak digunakan sebagai cara profiling dalam rekruitmen oleh korporasi, maupun instusi pemerintahan.

Sementara Indah Wenerda, S.Sn., M.A, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, yang tampil di sesi kedua, menyebutkan penggunaan internet di era pandemi semakin meningkat.  Ini, kata dia, telah membawa perubahan dan menggeser perilaku sosial masyarakat.

“Dimana durasi hidup mereka di dunia maya mulai seimbang dari dunia nyatra, bahkan cenderung lebih banyak,”katanya.

Aktivitas maya di era pandemi, kata dia, memang efektif memproteksi transmisi dan penyebaran Covid-19.

Namun, di balik dampak positif itu, dunia maya telah menciptakan kesenjangan digital. “Mulai muncul ketidaksetaraan informasi. Kemudian ketidaksetaraan dalam kepemilikan dan penggunaan media baru,”ujarnya.

Kesenjangan itu dimensinya luas. Bisa dikarenakan faktor ketiadaan fasilitas hingga rendahnya kapasitas atau kecakapan dalam bermedia digital.

“Karena itu pengetahuan digital skill melalui kegiatan literasi menjadi prioritas penting yang harus dibangun dan ditumbuhkan di republik ini,”ujarnya.

Kecakapan digital itu, lanjutnya, dapat diukur dari kompetensi yang dimiliki, mulai dari kecakapan dalam mengakses, distribusi, produksi, analisis maupun kolaborasi.

“Bagaimana mengelola data di internet dan memproduksi konten edukatif merupakan kompetensi yang harus dibangun sebagai bentuk dari kecakapan digital,”katanya.

Agus Supriyo, Co Founder jelajah.ID dan Iqbal Aji Daryono, seorang penulis menjadi pemateri ketiga dan keempat yang mengisi acara webinar. Mereka berkesempatan memaparkan materinya masing-masing selama 25 menit. Dipandu moderator, Nabila Najib, seorang presenter TV, acara lalu diakhiri dengan diskusi santai bersama Key Opinion Leader, Hilyani Hidranto, seorang presenter Sea Today. Acara ditutup dengan diskusi tanya jawab yang dipaparkan para pemateri.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article