Generasi milenial atau sering disebut generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga 2000-an. Diketahui, perilaku milenial Indonesia selain kecanduan internet namun juga cuek dengan politik.
“Milenial Indonesia bekerja cerdas dan cepat. Bisa apa saja dan suka berbagi,” ungkap Murniandhany Ayusari, Content Writer Jaring Pasar Nusantara, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (22/6/2021).
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2021 jumlah penduduk Indonesia usia 20-40 tahun sekitar 83 juta jiwa atau 34 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 271 juta jiwa.
Ayusari sepakat generasi milenial bisa berperan sebagai agen perubahan. Tidak ada salahnya generasi milenial dibekali dengan kemampuan dasar kepemimpinan.
Narasumber lainnya, Iwan Wicaksono selaku CEO Sempulur Craft juga sependapat generasi milenial pada masa transformasi digital saat ini perlu dibekali beragam kemampuan. Misalnya, kemampuan komunikasi langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi tidak langsung adalah menggunakan bahasa tulis yang baik. Sebaiknya kurangi penulisan dengan singkatan. “Respons yang cepat merupakan bentuk penghormatan kepada pemberi pesan,” jelasnya.
Selain komunikasi, milenial juga perlu memiliki kemampuan berbicara, dengan cara memahami tata bahasa yang tepat, menggunakan tata bahasa yang baik sehingga memberi kemudahan bagi lawan bicara untuk memahami. Dengan begitu, potensi salah paham bisa dikurangi.
Dia menyarankan, banyak membaca secara tidak langsung kegemaran itu akan membentuk dan membangun kecakapan bicara karena bahan obrolan menjadi luas.
Adapun teknisnya, gunakan intonasi yang tepat. Mengatur intonasi juga tidak kalah penting. “Kemampuan inilah yang menjadikan kita mampu membangun suasana obrolan,” jelasnya.
Dipandu moderator Ayu Perwari, webinar bertema Tantangan Milenial Menjadi Pemimpin dalam Transformasi Digital ini juga menghadirkan narasumber Sani Widowati (Princeton Bridge Year on-Site Director Indonesia), Tommy Widiyanto (Pekerja dan Pengembang Program Media Seni), dan Rafli Albera (The Next Influencer, Artist dan Music Producer) sebagai Key Opinion Leader. (*)