Promosi kebudayaan mendorong kerja-kerja masyarakat di dalam bidang kebudayaan melalui beasiswa, deklarasi, platform teknologi, dan proses sosio pendidikan yang mengarahkan kesadaran dan promosi ekspresi kebudayaan yang beragam.
”Promosi kebudayaan menjadi usaha mempromosikan bidang kebudayaan dalam rangka mendukung keberagaman budaya agar terus berlangsung dan mengalami regenerasi,” katamantan komisioner Komnas HAM Muhammad Nurkhoiron saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Promosi Budaya Indonesia Melalui Media Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (27/8/2021).
Dalam webinar yang diikuti 317 peserta itu Nurkhoiron mengatakan, promosi kebudayaan di era pesatnya teknologi saat ini dimudahkan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menyusun referensi secara bersama, sehingga masyarakat bisa mengetahui informasi budaya itu secara utuh dan lengkap.
Seperti misalnya, saat kita mau mempromosikan lewat tulisan sebuah budaya kuliner atau tarian di Wikipedia. “Maka, bisa melibatkan banyak orang yang mengetahui informasi soal budaya itu karena sistem Wikipedia menganut kerja sama kolektif untuk melengkapi referensi yang bisa melibatkan lebih dari satu orang,” tegas Nurkhoiron.
Nurkhoiron menambahkan, promosi budaya dapat dilakukan ketika seseorang telah dibekali dengan kecakapan digital dan media skill. Bentuk promosi budaya melalui media digital pun akan beragam, yakni melalui media film, beragam platform (Twitter, Facebook, Instagram, Youtube, Whatss App). “Jenis konten promosi pun bisa banyak seperti informasi, berita, pengetahuan,” kata Nurkhoiron.
Manfaat dari promosi budaya melalui sosial media yang paling penting ialah meningkatkan jumlah pengguna digital yang bisa menyaksikan unggahan budaya tersebut. Promosi melalui media sosial memudahkan pengguna digital sehingga tertarik mengetahui, mempelajari, dan melestarikan.
Selain itu, promosi budaya melalui media digital juga berbiaya relatif murah, menjangkau lebih banyak segmen masyarakat dari berbagai daerah yang tak terbatas wilayah geografis. “Ini akan meningkatkan kesadaran terhadap pelestarian budaya itu sendiri ketika yang dibangun interaksi digital secara kontinyu dengan konten menarik,” kata dia.
Berikutnya, pengajar Universitas Negeri Yogyakarta Dwi Harsono menuturkan, kecakapan digital menjadi modal penting dalam upaya promosi budaya melalui media digital. “Pengguna digital dalam interaksinya di ruang digital perlu memahami fitur-fitur khususnya pada perangkat digitalnya, termasuk memahami bagaimana keamanan data terjaga,” ujar Dwi.
Dwi mencontohkan, sejumlah fitur keamanan data yang bisa dipelajari dan diterapkan di antaranya seperti shredder. Fitur ini mampu memusnahkan data secara total, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh siapa pun. Shredder bukanlah fitur untuk mengenkripsi, namun fitur biasanya menjadi satu kesatuan di dalam aplikasi enkripsi.
Dimoderatori Amel Sannie, webinar ini juga menghadirkan narasumber: digital marketing strategist Femikhirana Widjaya, Kasi Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Kabupaten Pekalongan H. Nadhlet serta Glora Vincentia selaku key opinion leader. (*)