Jumat, Desember 20, 2024

Internet berguna, tapi jangan jadi referensi tunggal

Must read

Penemuan teknologi internet memang telah membuat dunia seakan-akan tidak mempunyai batas lagi termasuk dalam mengakses informasi. Internet seolah menjadi sumber dari segala sumber, di mana urusan politik, bisnis, hingga sosial semua berubah mengandalkan internet. Dengan kata lain, internet telah mengubah banyak hal dalam kehidupan umat manusia.

”Pengguna digital perlu sadar bahwa sebenarnya bahaya ketika internet menjadi referensi tunggal untuk mendapatkan informasi,” ujar dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Achmad Uzair Fauzan saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema ”Cerdas Berinternet, Tingkatkan Budaya Membaca Generasi Anak Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (30/9/2021).

Dalam webinar yang diikuti 300-an peserta itu, Achmad menuturkan internet memang memberi akses pada informasi yang lebih luas daripada model pembelajaran sebelumnya. Namun kemudian muncul fenomena ’Mbah Google’ di mana memberi akses yang lebih mudah dan membuat orang bergantung dalam mencari segala informasi.”Padahal dari sebuah survei, info yang benar di internet hanya 10 persen,” kata dia. 

Achmad menuturkan, fenomena Mbah Google membuat banyak orang merasa pintar sendiri. Mereka tak mau berdialog dengan orang lain dan bertanya ke ahli ilmu di sekitarnya. ”Ini berbahaya dan membuat matinya kepakaran atas dampak transformasi digital itu,” kata dia.

Menurut Achmad, besarnya rujukan ke media sosial membuat kalangan generasi muda tidak lagi menjadikan koran atau buku sebagai rujukan berita. Ada lebih dari 80 persen pengguna mengaku mendapat berita dari Instagram, hampir 80 persen dari YouTube, dan lebih dari 60 persen dari Twitter. 

Berikutnya, Praktisi pendidikan Yuni Wahyuning dalam paparannya menyatakan, untuk menumbuhkan minat baca khususnya pada anak di era digital telah menjadi tantangan tersendiri. Namun ia memiliki sejumlah tips yang bisa dicoba para orang tua.

”Coba luangkan waktu untuk membaca bersama, sediakan buku bacaan pada anak dan minta mereka menceritakan hasil bacaan itu,” kata Yuni.

Yuni menambahkan, menumbuhkan minat baca juga bisa dilakukan dengan mencoba membiasakan membaca setiap hari agar anak tak selalu berpegang pada gawainya.

Webinar ini juga menghadirkan narasumber Rahmat Afian Pranowo (fasilitator nasional), Andra Abdul Rahmad (dosen Universitas Budi Luhur Jakarta) serta dimoderatori Zacky Ahmad juga Ken Fahriza selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article