Pegiat literasi Aang Sirojul Munir menuturkan sejak kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020 diumumkan, berbagai kebijakan pemerintah pun diterbitkan untuk meresponnya.
Salah satunya kebijakan belajar daring untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Karena kondisi pandemi itulah berbagai platform digital mulai banyak digunakan dalam dunia pembelajaran. Dari mulai proses penyampaian materi melalui metode ceramah sampai pada pembuatan serta pengumpulan tugas.
“Tapi sebelum pandemi sebetulnya pemanfaatan platform digital sudah digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar. Hal ini menjadi wajar karena berkaitan dengan digitalisasi era revolusi industri 4.0,” kata Aang saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Aang menambahkan
pandemi Covid-19 ikut berperan dalam mempercepat digitalisasi di dunia pendidikan. Namun, penggunaan media digital mesti dibekali dengan kecakapan jika tak ingin menjadi ancaman keamanan pada pengguna. Yang paling dikhawatirkan ialah bocornya data pribadi di berbagai platform.
Aang memberi contoh beberapa kasus kebocoran data pribadi Indonesia seperti kebocoran dari BPJS kesehatan, lalu kebocoran data pribadi yang dialami user aplikasi Lazada pada akhir tahun 2020-an, kebocoran data nasabah BRI pada 7 Juli 2021, kebocoran data Tokopedia pada Mei 2020, kebocoran data KPU pada Mei 2020.
“Kini tantangan di dunia digital makin kuat, sehingga proteksi perangkat keras, penguatan kata sandi, fitur fingerprint authentification, sampai soal fitur pencocokan wajah perlu dikuasai,” kata Aang.
Narasumber lain webinar itu, dosen Prodi Ilmu Komunikasi UMY, Aswad Ishak, mengatakan agar pengguna lebih berhati-hati dalam berkomentar. Selain itu fungsi pengendalian diri juga mesti dikedepanpan saat berada di ruang digital.
“Kata-kata adalah kekuatan, bisa menguatkan tapi bisa menghancurkan. Mari bijak bermedia digital secara berkualitas dan tetap eksis belajar di ruang online sambil terus beradaptasi terhadap perubahan,” kata dia.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber praktisi pendidikan Yuni Wahyuning, dosen UNY Dwi Harsono serta dimoderatori Nabila Nadjib juga Zefa Tama selaku key opinion leader. (*)