Jumat, Desember 20, 2024

Tingginya jumlah pemakai media sosial berisiko besar

Must read

Presiden RI Joko Widodo dalam sebuah kesempatan pernah menyatakan tidak jarang media sosial membawa toxic, membawa racun seperti hoaks dan ujaran-ujaran kebencian, yang justru menimbulkan perpecahan.

Dari pernyataan itu, Pendamping TPP Indonesia, Kemendes, Amin Fikar, mengakui media sosial secara tidak langsung menciptakan limitless interaction atau interaksi sosial tanpa batas ruang dan waktu.

“Tingginya angka pengguna media sosial di Indonesia berisiko besar terhadap penyebaran konten negatif dan provokasi ataupun ujaran kebencian yang menimbulkan konflik,” ungkapnya saat saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (21/7/2021).

Menurut dia, rapuhnya sosio kultural masyarakat membuat banyak pihak dengan mudah memanfaatkan media sosial untuk mencampuradukkan emosi publik dengan tujuan negatif.

Narasumber lainnya, Khoironi Hadi selaku Kepala MAN Temanggung, menyatakan perlu dibangun sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu baik itu dalam masyarakat ataupun lingkup yang lain.

Dia menjelaskan toleransi dalam kehidupan beragama dilaksanakan dalam bidang muamalah dan maliyah. Rasulullah SAW pernah berdiri untuk menghormati jenazah seorang Yahudi yang sedang lewat.

Persoalannya, kata Khoironi, toleransi pada abad digital dengan sebelum abad digital, sudah berbeda. Dulu, permasalahan kerukunan bisa terjadi karena adanya kontak fisik. Saat ini, ketidakharmonisan hubungan antar sesama sering terjadi karena penggunaan media sosial yang kurang tepat.

“Saat ini setiap orang bisa mengakses sekaligus mengunggah gagasan kita melalui media sosial yang tersedia dengan bebas, seperti WA, Facebook, Youtube. Di situ kita bisa menanggapinya secara langsung sehingga terjadi komunikasi dua arah atau lebih,” tambahnya.

Dipandu moderator Bobby Aulia, pada webinar bertema Membangun Toleransi Beragama Melalui Media Sosial kali ini juga dihadiri narasumber Prasidono Listiaji (Konsultan Komunikasi Pemasaran PT Katadata Indonesia), Sopril Amir (Program Coordinator at Tempo Institute), dan Rosaliana Intan Pitaloka (Duta Bahasa Provinsi Jawa Tengah 2018) sebagai Key Opinion Leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article