Kamis, Desember 26, 2024

Transformasi digital berdayakan masyarakat desa

Must read

Ruang digital tidak mengenal batas. Dengan strategi tertentu upaya percepatan transformasi digital diyakini mampu memberdayakan masyarakat di wilayah pedesaan.

Strategi pemberdayaan masyarakat desa dalam transformasi digital itulah yang disampaikan oleh Muhammad Yunus, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021).

“Melibatkan generasi muda, masyarakat desa sebagai pengguna internet bisa menggali potensi desanya dengan tetap berusaha mempertahankan kearifan lokal, budaya sopan santun sebagai sumber peradaban dan kebudayaan,” ujarnya.

Sebagai pengguna internet, warga desa juga perlu mengedepankan kepentingan publik misalnya budaya gotong royong maupun desa digital dan smart economic berbasis nilai-nilai Pancasila.

Pengguna internet bisa mengemas informasi publik (information packaging) dan menyampaikannya ke publik dengan bahasa yang baik dan sesuai kaidah. Kemas informasi dengan kreatif dan inovatif.

Contoh, promosi produk unggulan desa UMKM yang memiliki nilai keunikan atau distinctive menggunakan bahasa daerah dengan dilengkapi takarir (subtitle). Dengan begitu hasilnya tetap berbudaya dan beradab.

“Jadikan budaya daerah (landasan komunikasi publik) sebagai identitas dan bukti kecintaan kita pada bangsa dan negara Indonesia,” ucapnya.

Pada webinar bertema “Kenali Bahaya di Dunia Digital, Jangan Asal Klik di Internet” itu, lebih jauh Yunus menjelaskan mengenai multikultural. Keragaman budaya yang terjalin dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika menyatukan kita sebagai Indonesia. Dengan difasilitasi konektivitas digital terjadi sinergi budaya untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan.

Pada hakikatnya budaya memberi masyarakatnya gagasan tentang cara mendekati keputusan hidup, mulai dari bangun hingga tidur. Sekaligus, memberi ide tentang semua pelajaran hidup yang dapat diterima. Melalui media, termasuk media digital, gagasan masyarakat tentang kehidupan bisa tersampaikan kepada masyarakat luas.

“Indonesia dengan potensi keragaman budayanya harus terus dijaga dan dilestarikan khususnya di ranah digital, dengan memperkuat karakter nilai-nilai Pancasila maka akan lahir budaya digital yang kreatif, aman dan nyaman,” tandasnya.

Narasumber lainnya, Denik Iswardani Witarti selaku Dosen Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur menyebutkan transformasi digital tidak hanya pada aspek ekonomi tetapi juga sosial budaya.

Dia sepakat, transformasi jangan diartikan sebagai upaya menghilangkan identitas diri. “Transformasi bukan berarti hilang jati diri,” ucapnya.

Dipandu moderator Bia Nabila, webinar juga menghadirkan narasumber Nanik Lestari (Peneliti MAP UGM), Maryanto (Aktivis Lintas Iman dan Konsultan IT), Umi Azizah (Bupati Kabupaten Tegal) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Gloria Vincentia (Putra Putri Batik Nusantara 2018) sebagai Key Opinion Leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article