Sejak awal sudah bisa diprediksi. Makin meluas dan maraknya penggunaan teknologi digital sebagai sarana komunikasi sosial, bisnis ekonomi dan multi komunikasi lainnya, juga bakal berdampak negatif bagi pemakai, antara lain karena sifatnya yang lintas batas. Presiden Joko Widodo sudah menengarai hal itu.
”Tantangan dunia digital ke depan makin besar. Konten-konten negatif terus muncul dan kejahatan di ruang digital terus meningkat. Oleh karena itu, menjadi kewajiban kita bersama untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat melalui literasi digital,” penegasan itu disampaikan Presiden saat tampil membuka Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital, 20 Mei 2021 lalu.
Penegasan Jokowi itu dikutip kembali oleh Zainuddin Muda Z. Monggilo, dosen muda Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, saat tampil sebagai narasumber webinar literasi digital besutan Kementerian Kominfo dengan Debindo untuk masyarakat Kabupaten Kendal, 24 Juni lalu. Diskusi virtual yang diikuti ratusan peserta ini membahas tentang ”Fitur Keamanan di Berbagai Aplikasi Media Sosial”.
Mengapa kecakapan digital sangat penting dikuasai masyarakat? Menurut Zainuddin Muda, hal itu tak lepas dari tantangan yang semakin berat, di mana masyarakat penting menguasai skill, kecakapan media digital, yang tidak hanya mesti mampu mengoperasionalkan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari, tapi juga mengoptimalkan penggunaannya untuk sebesar-besar manfaat. Baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
”Termasuk di dalamnya, cakap melindungi diri dari beragam ancaman serangan digital yang mengganggu aktivitas keseharian, baik sosial maupun ekonomi,” ujar Zainuddin, yang juga aktivis Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Doigital) saat memantik diskusi dalam webinar yang dimoderatori oleh presenter Dimas Satria itu.
Selain Zainuddin, hadir pula secara daring tiga pembicara lain, yakni M. Taufik dari Kaizen Room; M. Kholilul Alim, redaktur pelaksana dari situs Jaring.id; lalu M. Noufal Izul Fahlevi yang juga dari Kaizen Room; dan Gina Sinaga, public speaker yang tampil sebagai key opinion leader.
Zainuddin menambahkan, agar terhindar dari ancaman serangan cyber digital, kuncinya adalah cermati dan hindari. ”Memang cukup banyak, ada lima lini penting yang mesti kita cermati dan pahami untuk menghindari ancaman serangan itu ke perangkat smartphone yang bisa mengganggu data pribadi di smartphone kita,” ujarnya memerinci.
Kelima lini penting yang dimaksud Zainuddin adalah, pertama, pilih aplikasi yang aman untuk komunikasi. Gunakan aplikasi aman yang menerapkan enkripsi untuk melindungi data dari penyusup ke ponsel kita. Kedua, batasi akses aplikasi ke perangkat dan informasi pribadi. Bersihkan dan lepas atau hapus aplikasi lama yang tidak lagi dibuka, khususnya aplikasi konferensi.
Ketiga, gunakan VPN saat koneksi Wifi di area publik, karena VPN saat koneksi Wifi di area publik akan membuat koneksi Wifi aman dengan menutup alamat protokol internet dan menyembunyikan lokasi serta identitas ponsel Anda.
Keempat, lanjut Zainuddin, biasakan melakukan update versi terbaru. Pastikan ponsel menjalankan dan mengunduh sistem operasi versi terbaru dan paling aman untuk operasi ponsel Anda. Dan terakhir, kelima, kelola kata sandi. Yang terpenting ketika bikin kata sandi utama atau password, ingatlah dan buat kata sandi yang paling unik dan susah ditebak.
”Dengan mengerti dan mengaplikasikan kelima tips penting itu, maka keamanan data pribadi di ponsel Anda lebih berpeluang aman dari serangan cyber dalam kegiatan sehari hari. Belum sepenuhnya aman, tapi cukup untuk mencegah dan memperkecil kemungkinannya,” ungkap Zainuddin.
Kholilul Alim, narasumber berikut, juga memberikan tips larangan yang laik dipraktikkan untuk lebih mengamankan perangkat ponsel Anda. Persisnya ada tiga larangan. Pertama, jangan sembarang memakai Wifi, apalagi di kafe, bandara atau halte bus. Ini lokasi yang banyak menjadi pintu masuk serangan digital.
Kedua, jangan sembarang instal aplikasi. Pastikan sebelumnya, data yang dipakai dan aturan yang dipakai masuk akal atau tidak. Ketiga, jangan mudah mengeklik link. ”Waspadai link yang dibumbui kata manis penuh janji. Biasanya cuma sarana menjebak agar mereka bisa mengakses data pribadi kita untuk mencuri atau menipu,” pesan Kholilul, sangat serius.