Budaya digital adalah konsep yang menjelaskan bagaimana teknologi dan internet membentuk cara kita berinteraksi sebagai manusia. Ini adalah cara kita berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi dalam masyarakat.
Research Analyst Oka Aditya membuka paparan dengan mendefinisikan budaya digital di depan peserta webinar literasi digital bertema ”Peluang Usaha On Line Bagi Siswa di Masa Pandemi” yang dihelat Kementerian Kominfo untuk warga masyarakat Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Rabu (14/7/2021).
Di hadapan lebih dari 400 partisipan yang ikut meramaikan jalannya diskusi virtual itu, Oka membeberkan apa saja yang bisa dilakukan di dunia digital. Mulai dari meningkatkan akses, mempromosikan keterlibatan, menambah pengalaman, hingga menghasilkan pemasukan baru.
Sedangkan peluang pekerjaan yang bisa didapat dari dunia digital, kata Oka, bisa dibilang tak terhitung jumlahnya. Sebut saja misalnya: membuat aplikasi dan game, konsultan SEO (search engine optimization), bisnis membangun toko online, dropship, bisnis afiliasi, konten kreator, youtuber, blogger, bahkan menjadi influencer.
Bagi yang ingin menjadi seorang konten kreator, Oka memiliki tips yang layak dijadikan pedoman. Selain harus kreatif, seorang konten kreator mesti menentukan pilihan sesuai ’passion’ yang ingin digeluti. Selebihnya, harus selalu up-to-date dengan berita terkini, rajin menulis (mencatat ide), pahami dan fokus pada KPI, dan perluas networking dengan sesama konten kreator.
”Key performance index (KPI) yang harus diperhatikan: Traffic media sosial – jumlah views pada konten media sosial; Organic traffic – jumlah klik pada konten melalui link pada hasil mesin pencari; Direct traffic – jumlah pengunjung yang klik konten dengan mengetikkan langsung URL web pada browser; dan Submission – jumlah pengunjung web yang meninggalkan informasi kontak untuk mendapatkan materi yang kamu tawarkan,” papar Oka.
Selanjutnya Oka juga mengajak para siswa yang ikut berpartisipasi pada webinar untuk mulai mencoba menjadi konten kreator, youtuber, maupun berjualan online. ”Banyak hal bisa dijadikan konten mengingat Kabupaten Gunung Kidul memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa,” pungkasnya.
Membeberkan peluang usaha online bagi siswa di masa pandemi, Direktur Utama CV Tripsona Indonesia Gilang Ramado (Mado) berpendapat, peluang untuk menjadi pengusaha (entrepreneur) masih terbuka lebar. Hal itu mengingat jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan negeri tetangga kita Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Mado kemudian mengutip apa yang disampaikan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki yang menyatakan bahwa target rasio kewirausahaan tahun ini sebesar 3,55 persen, dan saat ini baru tercapai 3,47 persen. Tahun 2024 ditargetkan menjadi 4 persen.
Menurut Mado, berwirausaha menjadi pilihan strategis bagi para milenial, dan berpotensi mendorong perekonomian bangsa. Selain tekad kemandirian yang tinggi, milenial juga sangat dinamis.
Beberapa peluang bisnis digital yang layak dicoba oleh siswa, masing-masing ialah: bisnis membuat konten untuk media sosial youtube dan instagram, bisnis toko online (reseller, dropship), mempertemukan penyedia dangan pungguna jasa.
”Ada bisnis yang tanpa modal yaitu jadi dropship. Tapi sebelum melakukan itu semua ada, bisnis apa pun butuh rekening bank untuk menampung hasil transaksi sekaligus membatasi pertemuan akibat pandemi,” ujar Mado.
Kepada para partisipan, Mado mengingatkan, ada banyak pilihan bisnis digital yang bisa dimanfaatkan. ”Ingat, jadilah unik. Sedikit lebih beda itu baik daripada sedikit lebih baik. Jangan lupa untuk selalu menerapkan etika dan profil pelajar Pancasila dalam setiap kegiatan usaha,” tandas Mado.
Diskusi virtual yang dipandu oleh Dwiky Nara itu, juga menghadirkan narasumber Gervando Joerista Leleng (Partnership GudangAda), Eko Nuryono (Digital Media Strategist), dan Top 3 Mamamia Indosiar Billy Wardana selaku key opinion leader.