Selasa, Desember 24, 2024

Aktivitas produktif yang bisa dilakukan di media online

Must read

Semenjak pandemi melanda dunia, sebagian besar aktivitas manusia terpaksa dilakukan melalui media intenet. Akibat keterbatasan ruang gerak, mau tidak mau, internet dijadikan sebagai solusi untuk menyelesaikan berbagai masalah. Mulai dari pekerjaan kantoran sampai bisnis pun dlakukan melalui media online.

“Pandemi telah mengubah dengan cepat aktivitas kehidupan masyarakat. Keterbatasan ruang gerak, mengakibatkan segala kegiatan harus dilakukan dari rumah melalui online,” ungkap Aulia Putri Juniarto saat menjadi pembicara pada webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (15/10/2021).

Aulia Putri mengungkapkan, agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari di era pandemi, masyarakat dituntut harus lebih kretaif di ruang digital. Hal ini, terjadi karena keterbatasan ruang gerak untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Sehingga banyak aktivitas masyarakat berpindah dari tatap muka langsung ke ruang digital.

”Banyak yang bisa dilakukan diruang digital, seperti bisnis online pakaian, kuliner, dan lainnya bisa dilakukan melalui media internet,” ujar Aulia Putri di depan tak kurang 250 partisipan webinar.

Pembatasan pertemuan dan ruang gerak, lanjut Aulia Putri, tak lantas membuat orang menjadi pasif lantaran dengan duduk manis pun kini banyak aktivitas bisa dilakukan melalui gadget, bahkan bisa menghasilkan uang. ”Yang perlu dilakukan dalam berbisnis online ialah memposting sesuatu ke media digital agar khalayak tahu bisnis yang sedang dijalankan,” tegas Aulia Putri.

Aulia Putri menambahkan, salah satu hambatan transfomasi digital ialah belum meratanya akses internet di Indonesia. Banyak desa di luar Jawa yang belum dapat mengakses internet lantaran terbatasnya jaringan. Untuk itu ia berharap agar pemerintah segera merealisasikan rencana pembangunan infrastruktur jaringan internet secepatnya.

”Pemerintah berencana memperluas jaringan internet ke lebih dari 12.000 desa pada 2022 hingga ke pelosok negeri. Jika rencana itu terealisasi, maka tak ada lagi hambatan mengakses internet oleh masyarakat,” harapnya.

Berikutnya, Pengamat dan Konsultan Teknologi Informasi Eka Y Saputra mengatakan, ketrampilan digital di era pandemi merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dialami oleh masyarakat. Era teknologi, menurutnya, menuntut masyarakat dapat melakukan berbagai macam cara untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Namun, Eka mewanti-wanti supaya kehadiran internet tidak disalahgunakan untuk kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti membuat konten-konten yang bersifat negatif. Sebaliknya, internet harus digunakan untuk aktivitas yang memberi manfaat seperti tempat menimba ilmu atau mendapatkan informasi.

“Ribuan konten-konten negatif setiap hari beredar di dunia maya. Ini merupakan perilaku yang tidak baik. Gunakan kecerdasan ketika berada diruang digital. Nilai budaya dan kesopanan harus jadi landasan utama ketika berada di ruang digital (internet),” jelas Eka.

Eka menambhakan, sebagai pengguna internet yang baik, maka ia tidak akan menelan informasi secara mentah-mentah. Sikap kritis dan hati-hati harus dikedepankan manakala mendapat informasi. ”Kroscek dulu kebenarannya kepada pihak yang bersangkutan seperti narasumbernya, waktu kejadian mapun mencoba mencari informasi pembanding dari media mainstream,” pungkasnya.

Dipandu moderator Mafin Rizqi, webinar bertema “Keterampilan Digital Di Era Pandemi” itu, juga menghadirkan narasumber, Novy Widyaningrum, peneliti Center for Population and Policy Studies UGM, Muhammad Bima Januari, Co Founder Localin, dan Adinda Daffy selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article