Rabu, Desember 25, 2024

Hidup produktif dan bermakna di era digital

Must read

Seniman dan juga owner Kampung Dolanan Nusantara Abet Nugroho mengatakan, saat ini manusia dihadapkan pada kehidupan era digital. Oleh sebab itu, kata dia, yang perlu dipikirkan saat ini bagaimana menjalani hidup produktif di era yang serba praktis ini.

“Berkembangnya teknologi dan masuknya dunia digital di hampir semua lini kehidupan memang mengubah banyak hal, tak terkecuali perilaku manusia yang kemudian menjadi gaya hidup atau lifestyle baru,” kata Abet saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Hidup Produktif di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/10/2021).

Dalam webinar yang diikuti 300-an peserta itu, Abet mengatakan di satu  sisi ada banyak keuntungan hidup di era digital itu.

“Misalnya yang kita rasakan, informasinya sangat cepat, tumbuhnya berbagai inovasi dalam berbagai bidang yang berorientasi pada teknologi digital juga kemudahan dalam pekerjaan hingga jaringan komunikasi yang lebih luas,” kata dia.

Namun, Abet mengingatkan, tak sedikit pula ancamannya hidup di era digital ini. Yaitu lunturnya karakter kebangsaan, meningkatnya kasus kekerasan, pornografi, kemiskinan, ketahanan keluarga, korupsi, juga narkoba. “Era digital juga membawa dampak naiknya tingkat cyber bullying,  lunturnya etika, kebebasan berbicara tanpa kontrol,” kata dia.

Untuk itu, Abet mengatakan, penting merancang bagaimana bisa hidup di era digital ini dengan sepatutnya.

“Kita jelas perlu mengasah hard skill, ini kemampuan yang dibutuhkan dalam sebuah pekerjaan saat ini, di mana kemampuan ini diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan, pengulangan terus-menerus,” kata dia.

Sebab, keterampilan digital menjadi faktor penentu keberhasilan di tengah persaingan ekonomi global yang beralih ke dunia digital. “Ibaratnya kita perlu mastering digital yaitu memperluas pengetahuan teknologi dan menguasai bahasa asing, update pengetahuan dengan mencari tempat dan pola pendidikan yang tepat, cari peluang bisnis dan mendapatkan partner bisnis yang sesuai target,” kata dia.

Target di maksud baik pasar dalam dan luar negeri. Abet mengatakan perlunya mencari mentor dan menjadi digital dan bergabung dengan komunitas atau forum akan memperluas relasi serta berbagai manfaat. “Perlu perbanyak belajar mendapatkan kemajuan dan kesuksesan hidup,” kata dia.

Athif Titah Amithuhu, selaku redaktur media sastra online cerita santri.id mengatakan produktif dan bermakna di era digital perlu dilandasi sikap bijaksana. “Kita berada di ruang digital perlu mengetahui prinsip dasar dan berhati-hati,” ujarnya.

Menurut Athif, pengguna digital perlu mengetahui etika dan aturan di ruang digital, bagaimana memposisikan diri di ruang digital agar bermakna.

“Pahami bagaimana cara bertegur sapa, dan etika yang beradab sebab prinsip dasar beretika itu ada kesadaran, integritas, kebajikan dan tanggung jawab,” jelas Athif.

Webinar yang dimoderatori Dimas Satria itu juga menghadirkan narasumber dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Alif Lukmanul Hakim, praktisi digital technology Daniel John Mandagie, serta Nanda Candra selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article