Pandemi yang berlangsung lama membuat warga mengalami tekanan berat. Sektor kesehatan, ekonomi maupun sosial menjadi berantakan. Dengan bantuan literasi digital ada secercah harapan warga bisa bangkit lagi menatap masa depan.
Harapan itu disampaikan Penulis dan Social Media Planner, Aditia Purnomo, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/10/2021).
Menurut Direktur Penerbit Buku Mojok ini, ada banyak membantu penanganan pandemi. Misalnya, dengan perangkat digital yang dimiliki warga bisa berbagi informasi tentang isi ulang oksigen, mendapatkan plasma darah atau informasi vaksin. “Bisa juga mengingatkan rekan dan keluarga tentang hoaks yang beredar, meluruskan berita bohong,” ungkapnya.
Cara lain juga bisa dilakukan seperti menghimpun bantuan secara daring lewat Kita Bisa atau Situs Dompet Dhuafa Donasi Online, mendapatkan informasi tentang apa saja yang perlu dilakukan dalam kebutuhan menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga.
Inilah yang disebut warga bantu warga. “Jika tidak bisa membantu, hindari hal yang merugikan penanganan pandemi,” kata Aditia.
Menurut dia, kekuatan media sosial di Indonesia sebenarnya potensial untuk aktivitas yang baik. Sebagai gambaran, dari total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna internet tercatat 202,6 juta dengan penetrasi 73,7 persen. Jumlah pengguna aktif media sosialnya mencapai 170 juta atau sama dengan dengan 61,8 persen dari total populasi pada Januari 2021.
Sebanyak 168,5 juta orang Indonesia menggunakan perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet untuk mengakses media sosial, dengan penetrasi 99 persen.
Adapun waktu yang dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses internet per hari rata-rata yaitu 8 jam 52 menit. Aplikasi yang paling banyak digunakan adalah YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook, lalu Twitter.
Waktu yang dihabiskan pengguna WhatsApp di Indonesia yaitu sekitar 30,8 jam per bulan, Facebook 17 jam per bulan, Instagram 17 jam per bulan, TikTok 13,8 jam per bulan, kemudian Twitter 8,1 jam per bulan.
Aktivitas digital masyarakat sehari-hari saat bekerja maupun mencari hiburan, biasanya diawali dengan membuka salah satu aplikasi ini, yaitu Sheet, Zoom, Email, Canva, Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook, Marketplace, e-Wallet, Netflix Youtube.
Mengingat penggunaan internet sangat masif, Aditia menyarankan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan ancaman dari ruang digital dengan segala dampak yang ditimbulkan, entah itu hoaks, penipuan online, konten negatif, hacking maupun phishing identity theft.
Narasumber lainnya, Eko Nuryono (Digital Media Specialist) pada webinar bertema ”Bangkit dari Pandemi dengan Literasi Digital” kali ini mengangkat fenomena warga digital yang kurang memahami tentang pentingnya literasi digital.
Dia menyatakan, kecakapan digital tidak sekadar mampu menggunakan gadget tetapi cerdas dan bijak menggunakannya. Harapan dia, dengan literasi digital semuanya menjadi cakap digital. “Pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan efisiensi serta produktivitas kerja,” kata dia.
Dipandu moderator Oony Wahyudi, webinar juga menghadirkan narasumber Aulia Putri Juniarto (Fasilitator Nasional), Mathori Brilyan (Actor & Art Enthusiast), Ngesti Nugraha (Bupati Kabupaten Semarang) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Neshia Sylvia (TV Host) sebagai Key Opinion Leader.