Seorang pendidik merupakan ujung tombak dari pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa. Di manapun tempatnya mengabdikan diri, harus selalu dapat meningkatkan kompetensi sebagai pendidik.
Hal tersebut dikatakan oleh Guru dan anggota IGTKI-PGRIH Kabupaten Sukoharjo, Atik Pusporini dalam webinar literasi digital dengan tema “Menjadi Pendidik Cerdas dan Cakap Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Jumat (15/10/2021).
“Sebagai tenaga pendidik, salah satu kompetensi yang harus dikembangkan adalah dalam bidang teknologi informasi komunikasi (TIK). Namun fakta di lapangan, tidak dapat dimungkiri bahwa banyak pendidikan kurang percaya diri dalam menggunakan media digital,” kata dia.
Atik mengajak kepada para peserta didik untuk percaya diri dalam memanfaatkan teknologi digital. Menurutnya, pada masa pademi guru dituntut untuk menjadi pendidik yang cakap digital agar dapat mengikuti alur penddidikan yang sudah sangat berbeda dari sebelumnya.
Atik mengungkapkan mau tidak mau guru harus memanfaatkan teknologi informasi dengan bijak untuk melaksanakan pembelajaran di era pandemi. “Jadi mari kita bangun rasa percaya diri untuk terus belajar dan belajar tanpa henti demi anak-anak generasi masa depan kita,” tuturnya.
Atik menyampaikan media digital merupakan media yang kontennya berbentuk gabungan data, teks, suara dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel optik, satelit serta sistem gelombang mikro.
Atik mengatakan dalam dunia pendidikan terutama dalam jenjang taman kanak-kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan jenjang lainnya bisa memanfaatkan media digital berupa WhatsApp Grup, Facebook, Instagram, Telegram , Youtube, atau Tiktok.
Dalam pemanfaatannya, diperlukan adanya etika digital yakni kemampuan seseorang dalam menyadari, mencontohkan, menyesuakan diri dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Etika digital sebagai panduan berperilaku yang etis di ruang digital sehingga dapat membawa individu untuk menjadi bagian masyarakat digital,” ujarnya.
Narasumber lainnya, Dosen Ilmu Komunikasi UAD, Anang Masduki mengatakan guru atau tenaga pendidik di era digital harus mempunyai kemampuan komunikasi dan kolaborasi. Kemudian literasi dalam konten digital, keamanan digital serta kreatif dan inovatif.
Anang mengungkapkan tips menjadi seorang guru yang kreatif yang mencintai profesinya sebagai pendidik, berkepribadian pembelajar, berpikir terbuka, menyukai tantangan, pandai berkomunikasi.
“Lalu bersahabat dengan buku, cerdas menggunakan teknologi, pandai memanfaatkan keterbatasan, orientasi masa depan, dan menumbuhkan religiusitas,” ucapnya.
Dalam pemanfaatkan teknologi digital, ibarat seperti seorang content creator, harus bisa mengumpulkan ide, data dan melakukan riset sehingga memiliki konsep bagus dan menarik. Lalu menciptakan konten yang sesuai dengan identitas dan juga branding yang menjadi ciri khasnya.
“Dalam membuat suatu konten, selalu berusaha untuk memenuhi tujuan yang telah disepakati dalam sebuah konten dan melakukan evaluasi terhadap konten yang telah ditayangkan,” ucapnya.
Dipandu moderator Dimas Satria, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Agus Widanarko (Entrepreneur, Motivator, Pegiat Sosial Berkostum Superhero), Erfan Ariyaputra (Training & Development Expert), dan Putra Putri Batik Nusantara 2018, Gloria Vincent, selaku key opinion leader. (*)