Tidak bisa dimungkiri, pandemi yang hampir dua tahun berjalan membikin manusia menjadi lebih kreatif terutama dalam hal berkomunikasi menggunakan perangkat digital.
“Salah satu upaya manusia untuk menjalankan aktivitas komunikasi secara efektif adalah dengan media komunikasi sosial di ruang digital,” ungkap Suratno, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Provinsi Jawa Tengah, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (13/10/2021).
Diakui, digitalisasi berpengaruh sangat luas terhadap budaya. Munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa dan meluasnya penggunaan komputer pribadi serta perangkat smartphone, menjadikan teknologi digital ada di mana-mana di seluruh dunia.
”Perkembangan dunia digital sudah mencapai semua aspek mulai dari bisnis, ekonomi, hiburan, transportasi bahkan proses kegiatan belajar di sekolah,” kata dia.
Hasil kegiatan melalui ruang digital dirasa lebih efisien dan lebih akurat proses pengerjaannya dibanding kinerja manusia yang sibuk dengan melalui kegiatan luar ruangan dan memiliki rasa lelah.
Terkait dengan digital culture, Suratno menambahkan hal itu sangat penting untuk mendukung kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Dia sepakat aktivitas bermedia sosial tetap menerapkan nilai-nilai Pancasila. ”Dalam era digital kita menyadari memiliki beragam budaya yang berbeda-beda. Menghargai setiap perbedaan dan menjadikan perbedaan untuk saling menghormati dan melengkapi kebersamaan,” ucapnya.
Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010 yang dikeluarkan BPS, terdapat 1.331 suku bangsa yang dihasilkan dari 633 kelompok suku besar, di mana mayoritas adalah suku Jawa (41 persen ) dan suku Sunda (15,5 persen).
Indonesia memiliki beragam suku bangsa. Kemendikbud menyatakan sampai dengan 2020, Indonesia memiliki 716 bahasa ibu (bahasa daerah). ”Inilah yang menjadikan kita sebagai negara pemilik bahasa terbanyak di dunia,” kata Suratno.
Narasumber lainnya, Aina Masrurin selaku Media Planner Ceritasantri.id menyatakan masyarakat digital adalah masyarakat jejaring, yang struktur sosialnya adalah jaringan teknologi mikroelektronik berbasis informasi digital dan teknologi komunikasi. Berjejaring antar-daerah bahkan benua.
Pada era digital saat ini, menurut dia, digital safety harus dikuasai sehingga masyarakat mampu mengenali, menerapkan, meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Dipandu moderator Mafin Rizqi, webinar bertema ”Membumikan Empat Pilar Literasi Digital bagi Guru dan Siswa” ini juga dihadiri narasumber Murniandhany Ayusari (Content Writer Jaring Pasar Nusantara), Achmad Naa’im (Guru SMAN Sumberlawang Sragen), Gibran Rakabuming Raka (Wali Kota Surakarta) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Bella Nabilla (Producer & Entertainer) sebagai Key Opinion Leader.