Selasa, Desember 24, 2024

Pembelajaran online, siswa harus dibuat nyaman di rumah

Must read

Literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, maupun membuat informasi dan memanfaatkannya.

Hal itu dikatakan oleh Praktisi Pendidikan, Yuni Wahyuning dalam webinar literasi digital dengan tema “Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar Dari Rumah” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Jumat (15/10/2021).

Menurut Yuni, ada banyak pihak yang menentukan kualitas dalam kegiatan pembelajaran, yakni murid, guru, orang tua, pihak sekolah, hingga lingkungan.

Yuni mengatakan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat ini pun berpengaruh dengan pergeseran budaya dalam dunia pendidikan. Sebelumnya teknologi baru sekedar komputer, kemudian setelah itu lahir lah internet.

“Setelah internet muncul, kemudian marak telepon seluler dan disusul dengan adanya situs jejaring sosial,” tuturnya.

Yuni menuturkan, pola pembelajaran dengan adanya perkembangan teknologi pun mau tidak mau harus dilakukan.

Sebagai pendidik, orang tua, juga pihak sekolah harus berkolaborasi supaya siswa terbiasa dan merasa nyaman dengan e-learning ini sehingga mampu mengasah diri untuk lebih paham akan diri sendiri.

Siswa juga diharapkan mampu mengembangkan pemanfaatan teknologi dengan pembelajaran yang kreatif, inovati dan tentunya tetap dalam kerangka kerja moral sebagai bukti bahwa ia adalah siswa yang terdidik. “Siswa harus mampu menggunakan teknologi informasi dengan berlandaskan Pancasila,” paparnya.

Narasumber lainnya, Dosen Informatika Universitas Sahid Surakarta, Farid Fitriyadi mengatakan konsep belajar dalam jaringan yakni sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak dan bervariasi.

Farid mengatakan dengan pembelajaran daring ini, siswa dapat belajar kapan dan di mana saja tanpa batas ruang, jarak, dan waktu. Kemudian materi pemebalajaran yang lebih variatif karena multiple resource.

Sedangkan alat penunjang dalam pembelajaran online ini, bisa memanfaatkan ponsel pintar, komputer, maupun laptop. “Dalam pemanfaatan teknologi ini, data yang dapat dikirim, disimpan, dan diakses kapanpun,” ujarnya.

Farid menyampaikan dalam penerapan belajar online, muncul pula tantangannya seperti masalah teknis, karakter siswa, komunikasi interaksi, hingga pengaruh negatif alat digital semisal saja menjadi kecanduan.

Untuk itu, lanjut Farid, guru harus cakap digital yakni mampu memberikan pembelajaran menarik dan interaktif. Kemudian, menggunakan media yang fleksibel, baik di dalam kelas, saat pembelajaran secara online maupun gabungan keduanya atau blended learning.

Farid menuturkan, guru juga harus mampu menciptakan feedback atau umpan balik dalam memberikan motivasi dan penghargaan kepada peserta didik.

“Guru harus bisa menciptakan pembelajaran melalui game menarik yang bertujuan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran,” ucapnya.

Dipandu moderator Anneke Liu, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber M. Aqib Malik (Direktur Al-Maliki Center), M. Fatkhurohman (Pemred Radar Tegal), dan Travel Blogger & Content Creator, Decky Tri, selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article