Sabtu, November 23, 2024

Smart nation dengan memaksimalkan internet of things (IoT)

Must read

Pemerintah mengagendakan Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dalam dunia digital (smart nation). Untuk mewujudkan agenda tersebut, kini pemerintah tengah gencar membangun sektor infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital, juga ekonomi digital. Harapannya smart nation segera jadi kenyataan.

”Smart nation juga diwujudkan pada sektor pelayanan publik, produktivitas dan kualitas kerja, dengan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,” ujar Muhamad Achadi saat menjadi pembicara webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/10/2021).

Dalam diskusi virtual bertajuk ”Keterampilan Digital yang Wajib Dikuasai” itu, Achadi menjelaskan, inklusi dan pendidikan digital adalah kunci untuk membangun masyarakat digital. Selayaknyan semua warga memiliki hak yang sama untuk memperoleh akses ke teknologi digital

”Tujuanya agar masyarakat semakin mahir, cerdas dan percaya diri dalam memanfaatkan teknologi digital dengan aman dan bertanggung jawab (smart people),” jelas Achadi.

Bagi Achadi, memanfaatkan internet tidak sekedar untuk komunikasi dan bermedia sosial, tetapi lebih didayagunakan untuk mendukung berbagai aspek kehidupan. ”Memanfaatkan teknologi internet untuk kepentingan lebih luas dengan terkoneksi ke banyak perangkat,” tegasnya.

Era digital, menurut Achadi, identik dengan Internet of Things (IOT), atau penerapan antara perangkat elektronik, jaringan internet dan aplikasi sebagai pengendali perangkat. IOT juga bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas, efisiensi dengan otomatisasi di berbagai bidang; seperti pertanian, energi, lingkungan, mitigasi bencana, transportasi, rumah tangga, medis, kesehatan, dan lainnya.

Adapun dari perspektif digital culture, lanjut Achadi, pemanfaatan internet seharusnya mampu membentuk cara manusia berinteraksi antar sesama dan alam raya. Selain itu, budaya digital harusnya bisa merespons perubahan iklim yang kian mengkhawatirkan, dengan menghadirkan tekhnologi digital yang ramah lingkungan, bebas emisi karbon, minim jejak karbon, dan berorientasi pada tekhnologi hijau.

”Dengan kecanggihan teknologi, otomatisasi berbagai bidang, kecerdasan buatan, serta penguasaan keterampilan digital, mestinya bumi bisa berumur lebih panjang,” tutupnya.

Narasumber lain pada webinar ini, Pegiat seni tradisi Danu Anggada bimantara menekankan pentingnya etika dalam berkomunikasi di ruang digital, mengingat komunikasi merupakan kunci dari semuanya. ”Dengan memahami maksud dari apa yang diinginkan oleh suatu pihak, maka akan mudah untuk memecahkan suatu permasalahan,” ujarnya.

Dalam bergaul dan berinteraksi di dunia maya, kata Danu Anggada, ada delapan pedoman yang menjadi panduannya. Di antaranya, selalu ingat “tulisan” adalah perwakilan dari kita, yang diajak berkomunikasi adalah manusia, mengendalikan emosi, menggunakan kesantunan, menggunakan tulisan dan bahasa yang jelas.

”Tidak kalah penting ialah menghargai privasi orang lain, menyadari posisi kita, dan tidak memancing perselisihan,” tegas Founder @pawonartstudio itu.

Danu Anggada berpesan agar dalam menggunakan media digital lebih mendahulukan untuk kepentingan positif dan bermanfaat. Misalnya untuk mengembangkan ide inovasi dan kreatifitas. ”Manfaatkan teknologi untuk informasi yang benar, berkomunikasi dan jaringan, ide inovatif dan kreatifitas, serta kemudahan dan hiburan positif,” jelas Danu Anggada.

Dipandu moderator presenter Amel Sannie, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Tomy Widiyatno (Pekerja dan Pengembang Media Seni), Ragil Triatmojo (Blogger dan SEO Specialist), dan Fadhil Achyari (2nd runner Up The New L-Men of The Year 2020) selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article