Jumat, Desember 27, 2024

Kunci jadi pelopor di dunia digital, pengguna harus mampu berpikir

Must read

Ketika menjadi pengguna digital, seseorang bisa menjadi siapa pun dan apa pun. Untuk itu dibutuhkan literasi digital agar dapat memanfaatkan media digital dengan baik dan benar secara maksimal.

Hal tersebut dikatakan oleh Founder & CEO Jogjania.com, Jota Eko Hapsoro dalam webinar literasi digital dengan tema “Menjadi Pelopor Masyarakat Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Rabu (20/10/2021).

Jota mengatakan untuk menjadi pelopor masyarakat digital, maka harus berpikir. Maksud dari berpikir yakni beraktivitas secara positif. Kemudian menebarkan hal-hal yang inspiratif di dunia digital. Lalu, mampu melakukan kolaborasi dengan pengguna digital lainnya. “Selain itu juga mampu untuk inovatif dan bertindak secara rasional,” kata dia,

Jota mengungkapkan Indonesia sendiri menjadi peringkat ranking 1 sebagai negara yang paling dermawan. Semantara, sejumlah negara memiliki skor yang rendah dalam indeks kedermawanan. Beberapa di antaranya yakni ada Jepang sebesar 12 persen, Portugal 20 persen, Belgia 21 persen Italia 22 persen dan Korea Selatan 22 persen.

Jota mengatakan pandemi dan krisis justru meningkatkan semangat solidaritas masyarakat untuk membantu sesama dan agama dianggap menjadi faktor utamanya. Munculnya berbagai akses sosial berbasis digital yang melibatkan berbagai kalangan ini merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat bisa menjadi pelopor di media digital.

Jota juga menekankan mengenai pentingnya digital safety atau keamanan digital sebagai pengguna platform digital. “Digital safety yakni kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Ada beberapa cara dalam menerapkan keamanan digital ini. Di antaranya seperti mengatur privasi dan membedakan akun media sosial yang berbeda sesuai dengan keperluan.

“Proteksi perangkat digital dengan menghindari aplikasi bajakan dan pastikan selalu update. Jangan mudah menyebarkan data pribadi maupun orang lain di media digital,” tuturnya.

Sebab, menurut Jota, data pribadi ini bisa disalahgunakan seperti untuk pengajuan syarat administrasi palsu, membuat akun palsu dari seseorang, melakukan jual beli data secara ilegal hingga perundungan sampai pelecehan seksual.

Narasumber lainnya, Penulis dan Budayawan, M. Jadul Maula lebih menekankan pada penggunaan media digital agar tetap berbudaya dan beradap.

Menurutnya, sudah jelas bahwa teknologi dan internet secara signifikan membentuk cara masyarakat  berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat.

Ia mencontohkan misal bermedia digital, melakukan blogging, menjalankan bisnis online, ngaji online, belajar online, dan sebagainya.

“Apakah teknologi digital ini semakin membantu mewujudkan tujuan dan martabat hidup kita sebagai manusia, pribadi, masyarakat dan bangsa. Apakah kita dengan teknologi digital ini semakin cerdas dan berilmu?,” tanyanya.

Untuk itu, lanjutnya perlu adanya kecakapan digital dalam menggunakan platform digital. “Tanpa kecakapan yang benar dan bertanggung jawab, teknologi digital bisa menjadi faktor perusak bangsa dan karakter manusianya,” ucapnya. Dipandu moderator Amel Sannie, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Widiasmorojati (Entrepreneur), Athif Titah Amithuhu (Media Online Ceritasantri.id), dan Duta Wisata Indonesia 2017, owner @mydearscraft, Indira Wibowo, selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article