Perubahan teknologi dan zaman menuntut manusia untuk melakukan berbagai pola adaptasi. Mulai dari cara komunikasi, surat menyurat, konsumsi, berita, dan bersosialiasi telah banyak berubah. Perubahan zaman dan kemajuan teknologi juga turut merubah medium dan format dalam mendapatkan dan mengonsumsi informasi. Hal ini disampaikan oleh praktisi komunikasi Alfan Gunawan dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan Kementerian Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (25/10/2021).
Pada era revolusi 4.0 Indonesia memiliki keuntungan demografi di mana jumlah penduduk didominasi oleh kelompok masyarakat produktif. Artinya dalam era transformasi digital saat ini dapat mendatangkan manfaat yang lebih apabila digunakan dengan baik, namun tanpa edukasi literasi digital kemajuan teknologi dapat menjadi mata pisau yang membahayakan.
Alfan Gunawan mengatakan pada kondisi pandemi insan pendidikan secara lebih dipaksa untuk melakukan perubahan. Jika pada waktu lampau pendidikan berlangsung hanya satu arah, di masa ini pendidikan jauh lebih fleksibel, memungkinkan untuk berkolaborasi, mengembangkan kreativitas, dapat memahami pengetahuan lintas bidang, dan dapat dilakukan secara jarak jauh.
Transformasi digital dalam dunia pendidikan memberi sejumlah solusi dalam mengatasi beban kerja guru dalam menyampaikan materi pembelajaran karena ada banyak digital resources yang bisa dimanfaatkan, bahan ajar pun menjadi beragam, serta proses belajar menjadi jauh lebih fleksibel.
“Akan tetapi teknologi tidak sepenuhnya bisa menggantikan peran guru. Karena untuk menciptakan pengetahuan baru, pikiran cerdas, kreatif, dan kritis, memerlukan kehadiran guru untuk selalu memberikan bimbingan kepada peserta didik,” jelas Alfan Gunawan dalam diskusi bertema “Keterampilan Digital yang Perlu Dikuasai Siswa dan Guru di Era Digital”.
Di era digital, setidaknya ada lima kompetensi yang mesti dikuasai oleh tenaga pengajar. Yaitu mampu memanfaatkan tools digital untuk sebagai media pembelajaran yang menarik, memanfaatkan media sosial untuk pendidikan sebagai platform yang digemari generasi muda. Menggunakan games based learning yang dapat menstimulasi pola pikir kritis siswa. Terampil menggunakan mesin pencari informasi, serta menguasai bahasa asing karena digital resources juga hadir dalam berbagai bentuk bahasa.
“Namun dalam pembelajaran berbasis daring juga perlu memerhatikan keamanan di dunia digital. Harus cerdas dalam mengatur password, tidak sembarang klik tautan karena bisa jadi jalan masuk virus dan terjadinya kejahatan digital. Sering instal dan memperbarui sistem piranti lunak. Mengaktifkan autentikasi dua langkah, mem-backup data, dan berhati-hati menggunakan wifi publik,” jelasnya tentang keamanan digital.
Jurnalis Didin Sutandi menyambung diskusi mengatakan bahwa kecakapan digital itu lebih dari sekedar mampu dan memahami cara menggunakan dan mengoperasikan perangkat digital, butuh kecakapan lebih lanjut agar siswa dan guru dapat mengoptimalkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
Insan pendidikan perlu memiliki kemampuan dalam memahami jenis-jenis mesin pencarian informasi serta mampu memilih dan memilah informasi. Kompetensi ini erat kaitannya dengan peningkatan pengetahuan dan wawasan.
“Aplikasi dan media sosial saat ini menjadi media interaksi paling banyak dimanfaatkan masyarakat, kedua hal ini mesti dipahami agar pemanfaatan media untuk pembelajaran semakin fleksibel, efisien, dan menggunakannya dalam nilai guna yang cukup,” jelas Didin Sutandi.
Dalam mendukung pembelajaran, yang perlu dikuasai guru dan murid adalah aplikasi edit video untuk menunjang dalam membuat materi ajar yang lebih menarik. Contohnya adalah aplikasi Camtasia, Filmora, Kine Master. Selain itu juga dapat memahami aplikasi desain grafis yang dapat menunjang untuk membuat presentasi yang menarik, salah satunya menggunakan aplikasi Canva. Atau menggunakan aplikasi untuk membuat kis menggunakan aplikasi Kahoot untuk menunjang pembelajaran berbasis game yang menyenangkan.
Diskusi virtual yang dipandu oleh Fikri Hadil (entertainer) hari ini juga diisi oleh Sani Widowati (Princeton Bridge Year On-site Director Indonesia), Yuni Wahyuning (praktisi pendidikan). Serta Nanda Candra (musisi) sebagai key opinion leader. Melalui kegiatan ini pemerintah mengajak masyarakat untuk meningkatkan kecakapan literasi digital yang meliputi, digital ethisc, digital skills, digital safety, digital culture.