Sektor ekonomi kreatif sangat potensial berkembang di Indonesia karena bangsa ini memiliki resources yang luar biasa, baik di bidang sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.Kreativitas itu bisa muncul tak terduga dengan dukungan kemajuan digital yang berfungsi untuk mengemas dan mempromosikannya secara luas agar diketahui publik dari berbagai penjuru daerah.
“Seperti contoh di Jawa Timur, saat ini sudah banyak sekali situs wisata yang dulu mungkin sama sekali tidak diketahui, tiba-tiba muncul karena ternyata ditata secara kreatif masyarakat setempat sehingga jadi menarik, instagramable, dan nyaman, contohnya pantai baru,” kata M. Nurkhoiron dari Yayasan Desantara dalam webinar literasi digital bertajuk “Tetap Kreatif dan Produktif di Saat Pandemi” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/6/2021).
Dalam webinar yang juga menghadirkan narasumber Agus Supriyo (co-founder Jelajah.life), M.Sholahudin (CEO Pasar Desa), dan Gilang Romado (CEO CV Tripsona Indonesia) Nurkhoiron mengatakan, Indonesia tak kurang apa pun dari sisi alamnya yang indah.
Mulai dari situs peninggalan kuno yang memperlihatkan tentang kejayaan masa lalu, asrinya perkebunan, birunya pantai hingga eksotisnya danau atau sungai dengan alirannya yang masih jernih.
“Dari apa yang sudah diberikan alam itu, manusia tinggal mempercantiknya. Sehingga sarana dan prasarananya untuk dikunjungi orang tersedia. Entah ditambah kolam renang atau lainnya,” tutur Nurkhoiron.
Nurkhoiron menambahkan, jika kita bicara tentang ekonomi kreatif artinya juga berbicara tentang ekonomi yang saling berkaitan. Contoh pengelolaan objek wisata. Tak hanya objeknya saja yang dipercantik, namun juga dipersiapkan pendukungnya. Misalnya menyediakan sentra oleh-oleh khasnya, transportasinya, homestay, paket wisatanya sampai soal workshop kerajinannya.
“Tak hanya wisata tentunya. Banyak sekali sektor yang sangat terbuka untuk dieksplorasi dan dikemas sebagai ekonomi kreatif, karena negara kita yang sangat beragam budaya dari budaya ini jadi resources utama yang bisa digali dan diolah,” ujar Nurkhoiron dalam webinar yang dipandu Dwiky Nara serta Kevin Benedict selaku key opinion leader itu.
Bahkan, dari data yang ia peroleh, Nurkhoiron menyebut, meski memiliki alam luas, sumber daya manusia melimpah dan ribuan kekayaan budaya namun Indonesia masih kalah jauh dengan Thailand yang hampir 70 persen pendapatan domestik bruto atau PDB-nya itu dari sektor ekonomi kreatif.
“Kita harus bersama mengarah ke sana. Saya berharap pada era sekarang ini kita betul-betul mau memikirkan dan mengembangkan sektor ekonomi kreatif ini. Bagaimana kita bisa berkreasi di bidang lain yang mungkin masih belum tergarap,” cetusnya.
Terlebih, kata mantan komisioner Komnas HAM itu, pasar digital Indonesia termasuk terbesar di Asia Tenggara. Maka sektor ekonomi kreatif mesti meningkat dengan perkembangan ekonomi digital itu.
“Kita sudah punya pasar online yang besar, bahkan sejak tahun 2017 sampai 2021 ini ada sekitar 5 miliar transaksi secara online, ini yang tercatat formal melalui e-commerce. Belum lagi yang bersifat informal yang jumlahnya sekitar 3 miliar,” urainya.
Nurkhoiron menyebut, secara data sendiri Indonesia mempunyai pasar domestik 30 juta pembeli sejak 2017. “Di masa pandemi ini kebutuhan belanja online juga akan semakin meningkat. Adanya penguatan media digital UMKM bisa mengalami pertumbuhan sampai 80 persen namun itu hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan PDB meningkat 2 persen,” jelas Nurkhoiron.
Dari perspektif yang lain, CEO CV Tripsona Indonesia Gilang Romado mengatakan, tantangan untuk bisa kreatif dan produktif selama pandemi butuh kesabaran dan ketekunan mencari peluang.
“Jangan batasi imajinasimu. Harus tetap open minded, karena ada banyak hal di luar sana yang mungkin belum kita ketahui dan masih harus kita cari untuk dijadikan peluang kreatif selama pandemi ini,” kata Gilang.
Gilang mengatakan, untuk menjadi kreatif tentu saja butuh wawasan selain imajinasi. Wawasan atau kecerdasan ini hanya bisa diperoleh ketika kita banyak menggali dan mencari sumber pengetahuan yang terkait hal hal yang kita inginkan.
“Ketika kreativitas itu sudah kita miliki, maka kita akan semakin produktif, ini dua hal yang saling berkaitan,” kata dia.
Sebagaimana wilayah lain, di Kabupaten Semarang, Kementerian Kominfo juga akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.
Serial webinar ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa. Warga masyarakat diundang untuk bergabung sebagai peserta dan akan terus memperoleh materi pelatihan literasi digital dengan cara mendaftar melalui akun media sosial @siberkreasi.