Berdasarkan data survei indeks literasi digital nasional 2020 di 34 provinsi di Indonesia, akses terhadap internet ditemukan kian cepat, terjangkau, dan tersebar hingga ke pelosok.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pemred Betanews.id, Suwoko dalam webinar literasi digital dengan tema “Hidup Produktif di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo bersama Debindo untuk warga Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (29/10/2021). “Dalam survei tersebut juga terungkap bahwa literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada level sedang,” katanya.
Suwoko mengungkapkan, literasi digital bagi masyarakat di Indonesia yakni kurangnya kecakapan digital dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, yang menimbulkan penggunaan media digital yang tidak optimal.
Kemudian, lemahnya budaya digital bisa memunculkan pelanggaran terhadap hak digital warga. “Rendahnya etika digital berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan karena terdapat banyak konten negatif. Rapuhnya keamanan digital berpotensi terhadap kebocoran data pribadi maupun penipuan digital,” tuturnya.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat ini memunculkan berbagai platform di internet, seperti sosial media, instan messaging, marketplace, hingga e-money.
“Saat ini kita berada di era digital, secara spesifik berada di era revolusi industri 4.0. Apa yang akan terjadi di era revolusi industry? Munculnya internet of things, kecerdasan buatan, big data, dan robotic,” ujarnya.
Suwoko mengatakan agar bisa produktif di era digital ini, masyarakat atau pengguna platform digital harus bisa mengenali potensi diri kemudian berpikiran terbuka, berani memulai, cakap di dunia digital serta tak berhenti berinovasi.
Menurut Suwoko, pengguna platform digital juga harus mempunyai sikap bijak dalam memanfaatkannya. Setiap kali berekspresi atau beraktivitas di dunia digital harus menginat akan keberadaan orang lain di dunia maya.
Kemudian taat kepada standar perilaku online yang sama dengan yang dijalani dalam kehidupan nyata. Lalu tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan para pengguna internet lainnya.
Pengguna juga harus bisa membentuk citra diri yang positif di dunia digital. Kemudian mengormati privasi orang lain.
Ketika memberikan saran atau komentar di suatu postingan maupun konten digital orang lain juga harus dengan yang baik. “Hormati waktu dan bandwith orang lain, mengakses hal-hal yang baik dan bersifat tidak dilarang serta tidak melakukan seruan atau ajakan yang sifatnya tidak baik,” tuturnya.
Narasumber lainnya, Retail Banking Digital Transformation, Fakhry H Wicaksana mengatakan inovasi dalam bidang teknologi terus berkembang dan memudahkan hidup manusia dengan manfaat dan kerugian yang kian membesar.
Menurutnya, dunia fisik yang semain terdigitalisasi secara multidimensi, pilihannya adalah beradaptasi atau tersingkir.
“Mulai lah beradaptasi seraya menargetkan kemenangan dunia fisik dan digital dengan hidup produkif di era digital,” ucapnya. Dipandu moderator Fikri Hadil, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Sani Widowati (Princeton Bridge Yeae On-Site Director Indonesia), Rhesa Radyan Pranastiko (Digital Marketer), dan Mompreneur, Tya Yuwono, selaku key opinion leader.