Minggu, November 17, 2024

Gus Yasin: teknologi seolah sudah jadi kebutuhan pokok masyarakat

Must read

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar webinar gerakan nasional literasi digital untuk warga masyarakat Jawa Tengah, Sabtu (16/10). Webinar special flagship itu dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

Selain Wagub Jateng, kegiatan itu juga menghadirkan beberapa narasumber. Mereka adalah dosen Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang Ali Romdhoni, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jateng Padmasari Mestikaji, dan dosen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Bevaola Kusumasari.

Dalam kegiatan yang disiarkan secara streaming ke puluhan kota di Jateng dan DIY itu, Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin mengatakan, teknologi informasi seolah sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Sehingga, masyarakat dipaksa untuk terus beradaptasi.

Menurutnya, memasuki era Revolusi Industri 5.0 seluruh dunia dapat terhubung dengan cepat. Digitalisasi di berbagai sektor usaha diharapkan membantu kesejahteraan masyarakat.

“Tidak hanya pembangunan di desa, tapi pembangunan secara nasional yang dapat mengubah kehidupan masyarakat. Pastinya menjadi lebih baik dan sejahtera,” papar Gus Yasin.

Ia menambahkan, tantangan dunia digital tidak cukup dijawab dengan hard skill dan soft skill, namun harus memperkuat literasi baru. “Era evolusi 4.0 memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat. Itu bisa menjadi peluang kerja dan inovasi serta membantu kemajuan di daerah,” tambahnya.

Sementara itu, dosen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM Bevaola Kusumasari mengungkapkan, media sosial bisa saja menimbulkan risiko berbahaya. Pasalnya, informasi yang dibagikan oleh pengguna media sosial bisa disalahgunakan oleh orang lain.

“Makanya, saat ini banyak media social yang menyediakan pilihan pengaturan privasi untuk para pengguna. Perlindungan data pribadi di zaman serba digital perlu dilakukan,” tuturnya.

Bevaola menambahkan, setiap individu atau kelompok pasti memiliki privasi. Hal itu tidak boleh diketahui orang lain, kecuali atas dasar kemauan sendiri. “Poin penting untuk menjaga privasi, yakni memeriksa pengaturan privasi di media sosial. Selain itu jangan menggunakan penyimpanan umum untuk hal pribadi,” ujar Bevaola.

Menyambung diskusi, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang Ali Romdhoni mengatakan, hadirnya teknologi digital telah memunculkan inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental. Hal itu juga mengubah sistem yang ada.

“Dalam bermedia sosial, pengguna perlu meningkatkan kecakapan digital. Menyaring apa yang diakses, serta memanfaatkan data informasi yang diterima dengan baik dan bijak,” ungkap Ali.

Masih menurut Ali Romdhoni, masyarakat Indonesia harus mampu mengoperasikan alat dan bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, juga wajib mengetahui dan mempelajari kecakapan digital.

Narasumber lainnya, anggota DPRD Jateng Padmasari Mestikajati menambahkan, era digital adalah suatu masa yang sudah mengalami perkembangan. Seluruh aspek kehidupan telah diubah menjadi serba digital.

“Di Indonesia, pengguna medsos aktif sendiri ada 170 juta. Sedangkan rata-rata waktu menggunakan internet melalui perangkat apa pun 8 jam, 52 menit. Itu baru internet belum yang lain,” papar Padmasari.

Menurutnya, ada peluang dan tantangan yang dihadapi para pengguna medsos. Salah satunya, infomasi menjadi lebih mudah. Namun penyebaran berita hoaks juga semakin mudah. “Indikator kesejahteraan bisa diukur dari pendidikan, ekonomi, kesehatan dan angkatan kerja. Pemerintah juga berperan dalam mengatur regulasi dan infrastruktur jaringan,” ujar Padmasari, memungkas diskusi.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article