Melindungi identitas digital saat ini menjadi hal mutlak dimiliki pengguna digital. Karena berbagai aktivitas konvensional telah beralih dan berkembang pada basis digital mulai dari yang sederhana seperti pemakaian aplikasi browser untuk mencari informasi, sampai transaksi dengan internet banking.
“Melindungi data digital penting agar data kita tidak disalahgunakan dan merugikan kita di kemudian hari,” kata Pegiat literasi komunitas Temanggung, Al Farid saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema ”Menjadi Pelopor Masyarakat Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (8/11/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Farid mengatakan dalam melindungi identitas digital dapat dilakukan dengan mengkonsolidasikan dengan platform terkait jika terjadi pada keanehan akun. Pengguna di dorong agar tidak terlalu terbuka dengan menampilkan informasi pribadi atau sensitif seta mengaktifkan autentikasi dan tidak menggunakan password yang sama di banyak situs.
”Gunakan kombinasi password yang rumit dan ganti secara berkala, lalu hindari wi-fi umum dan bedakan antara bisnis dan email pribadi,” kata Farid.
Farid mengatakan pengguna digital perlu selalu waspada penipuan digital. Dengan cara ambil informasi dari sumber resmi saja.
“Jangan mudah mentransfer atas nama rekening pribadi ke pihak yang belum jelas, jangan mudah tergiur dengan tawaran hadiah atau harga yang miring dan selalu rahasiakan kode unik atau OTP Anda,” kata dia.
Farid membeberkan memahami rekam jejak digital aktif dan rekam jejak pasif penting. Khususnya untuk menghapus jika ada masalah. Untuk jejak digital aktif seperti contohnya postingan email, unggahan foto di media sosial atau komentar untuk menghapusnya harus secara manual dari sosial media atau website yang digunakan.
Sedangkan untuk rekam jejak pasif seperti akses ke situs jual beli barang, atau login mengunjungi situs media sosial, cara menghapusnya dengan secara berkala menghapus cache, history dan cache dari browser.
Narasumber lain webinar itu, Rhesa Radyan Pranastikho dari Kaizen Room mengatakan pengguna perlu lebih berhati-hati dalam membagikan postingan di dunia maya karena semua hal yang diunggah di platform sosial media atau internet sangat mungkin untuk di repost oleh orang lain.
Jika informasi yang di repost itu bermasalah, maka pengguna yang mengunggahnya akan dimintai tanggungjawab baik secara moral atau bisa juga hukum.
“Follow orang-orang yang menginspirasimu saja, pikirkan saat ingin membagi dengan gambar atau informasi ke media sosial, jangan pernah sebarkan hoaks atau informasi yang tidak benar. Ingat dibalik akun sosial media ada manusia,” kata Rhesa.
Webinar yang dimoderatori Rara Tanjung itu juga menghadirkan narasumber Jeffry Yohanes Fransisco (founder JF Autowear), serta Nanda Candra sebagai key opinion leader.