Kamis, Desember 26, 2024

Pentingnya implementasi nilai Pancasila saat berinteraksi di platform digital

Must read

Dalam menjaga kerukunan dengan menghormati keyakinan dan agama orang lain di era teknologi saat ini bisa dengan berbagai cara yang bisa dilakukan. Di antaranya dengan tidak berikap rasis terhadap orang lain.

Kemudian tidak merasa benar sendiri dengan menegasikan kebenaran orang lain, selalu menjaga harkat dan martabat kemanusiaan dalam interaksi dunia maya. Kemudian juga memiliki kepekaan dan kepedulian sosial terhadap nasib warga yang mengalami aniaya dan ketidakadilan.

“Selain itu juga dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan selalu berpijak pada aturan hukum dan konstitusi yang ada,” kata CEO Jaring Pasar Nusantara, Muhammad Achadi dalam webinar literasi digital dengan tema “Literasi Digital Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada Jumat (12/11/2021).

Achadi mengungkapkan dalam beraktivitas di ruang digital juga cukup penting untuk tetap berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Nilai Pancasila itu dapat diwujudkan dengan tetap toleransi dan menghormati pilihan politik yang berbeda, tetapi tetap saling bersaudara dalam satu bangsa. Kemudian juga mengikut partisipasi politik dengan menjaga trust (kepercayaan) kepada kebijakan negara untuk kepentingan bangsa.

Selanjutnya yakni mengembangkan sikap kritis yang jujur dan terbuka terhadap informasi apapun yang punya dampak pada kehidupan masyarakat dengan cara saring sebelum sharing. Lalu ikut menghentikan perkembangan berita hoaks yang merusak sendi perdamaian di masyarakat. “Selain itu juga berpartipasi aktif dalam memproduksi wacana atau konten positif dalam media sosial,” ujarnya.

Aktivitas berlandaskan nilai Pancasila tersebut cukup penting karena banyak tantangan dalam beraktivitas di media sosial. Seperti beredarnya berbagai narasi yang mempertentangkan antara agama dan negara, antara ajaran agama dan budaya bangsa, serta antara ajaran agama dan Pancasila.

Achadi juga mengungkapkan dampak globalisasi dan disrupsi kebudayaan telah merestrukturisasi seluruh aspek kehidupan. Seluruh bangsa mengalami saling kertergantungan antar satu sama lainnya.

Untuk itu, pentingnya memiliki jiwa kebangsaan di ruang digital, memproduksi dan menyebarkan konten inspiratif, menggugah semangat berbangsa, menampilkan keragaman budaya bangsa bergotong royong dan berjejaring menjadi relawan media sosial.

“Lawan hoaks, serta tanggap peduli terhadap berbagai bencana menjadi tokoh masyarakat dan tokoh agama yang menyebarkan ajaran kedamaian dan cinta tanah air menjadi kader penggerak pembangunan, pemberdayaan, pendidikan, UMKM, dan lainnya,” tuturnya.

Narasumber lainnya, Ketua Program Studi Magister Administrasi Publik Untirta Banten, Ipah Ema Jumiati mengatakan pentingnya pengguna internet memiliki digital skills.

Ipah mengungkapkan digital skills merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital.

Area dan indikator digital skills ini meliputi pengetahuan dasar mengenai lanskap digital-internat dan dunia maya; mengenai mesin pencarian informasi, cara penggunaan dan pemilahan data; mengenai aplikasi percakapan dan media sosial; dan pengetahuan dasar mengenai aplikasi dompet digital, lokapasar (market place), dan transaksi digital.

“Tujuan dari digital skills yakni menjadi aman saat online, artinya memahami penyimpanan, berbagi data, memperbaharui kata sandi,” ucapnya.

Dipandu moderator Nabila Nadjib, webinar yang diikuti sekitar 151 peserta kali ini juga menghadirkan narasumber Siti Aminataz Zuhriyah (Editor dan Penulis Jurna), Eko Sugino (Digital Marketer Expert, G Coach), dan News TV Presenter, Adinda Daffy, selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article