Ayah saya juga membuat marah Inggris dengan meluncurkan “konfrontasi”, kampanye perbatasan militer terbatas untuk menunjukkan penentangan Indonesia terhadap Malaysia yang baru dibentuk, yang ia lihat sebagai ciptaan dan ancaman kolonial. Strategi Amerika dalam menggulingkan ayah saya begitu sukses sehingga pemerintah AS kemudian menirunya di Chile dengan nama sandi “Operasi Jakarta”.
Nasib tragis ayah saya dialami oleh jutaan orang Indonesia yang hidupnya dihancurkan oleh kudeta militer berdarah tahun 1965, yang saya yakini didukung oleh pemerintah Amerika, Inggris, dan Australia.
Dari dokumen-dokumen yang baru-baru ini dibuka, kami menemukan bahwa, mulai tahun 1950-an, CIA terus mengawasi Soekarno. Pada tahun 1965, Inggris menghasut pembunuhan massal dengan dalih bahwa orang-orang komunis bertanggung jawab atas pembunuhan enam jenderal terkemuka Indonesia.
Hari ini, masih ada perdebatan tentang siapa yang berada di balik pembunuhan ini. Ayahku tahu komunis tidak membunuh enam jenderalnya; dia juga tahu maksud pemerintah Inggris dan Amerika untuk melihatnya digulingkan.
Dia sangat blak-blakan dengan motonya yang agak agresif, “Amerika kita setrika, Inggris kita linggis”. Namun, dia entah bagaimana tidak berdaya ketika menghadapi rekan senegaranya sendiri.
Jadi, ketika seorang jenderal militer tak dikenal, Soeharto, mengambil alih dan memerintahkan pembunuhan semua komunis dan pengikut Soekarno, banyak warga sipil yang bahkan tidak tahu arti ideologi komunis juga ditangkap, disiksa, dibunuh.
Selama beberapa generasi, anggota keluarga korban juga dianiaya. Mereka ditandai dengan simbol pada kartu identitas (KTP) mereka yang mencegah mereka mendapatkan pekerjaan.
Mereka tidak dapat bersekolah di sekolah umum dan sulit bagi anak-anak mereka untuk bersekolah di sekolah swasta kecuali beberapa sekolah Katolik. Bahkan saudara perempuan saya sendiri, Megawati Soekarnoputri, tidak dapat menyelesaikan studinya di universitas.
Ketika berbicara tentang Soeharto, kami akan berbisik, karena takut tembok bisa mendengarkan, begitulah jangkauan negara pengawasannya. Pers sangat disensor, dengan bagian-bagian yang disunting menutupi pers “negatif” tentang kediktatorannya.
Kami harus meminta izin khusus untuk berdoa di makam ayah kami. Nama kami dipanggil satu per satu oleh perwira militer yang menjaga pagar makamnya saat kami mendekat untuk memberi penghormatan.
Beberapa pandangan Barat yang sinis mungkin memandang rendah negara-negara yang baru merdeka, karena negara-negara itu tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kebebasan mereka.
Namun, mereka tampaknya tidak menyadari bahwa beberapa pemerintah Barat telah memainkan peran utama dalam menghancurkan jutaan nyawa di bawah ancaman propaganda komunis palsu.
Komunisme diperbolehkan di negara-negara Eropa, tetapi di negara-negara yang disebut Dunia Ketiga, warga sipil yang terkait dengan komunisme atau dicurigai komunis dibunuh.
Sayangnya, sejarah kelam Indonesia ini sebagian besar masih tersembunyi. Kurikulum sejarah Eropa dan Amerika tidak menyebutkan peran mereka dalam masa kelam kolonialisme dan imperialisme Barat pada masa perang dingin. Sebaliknya, sebagian besar buku teks sebagian besar masih menawarkan peran pemuliaan (glorifikasi) diri dalam sejarah ini.
Seperti yang ditunjukkan oleh tulisan The Observer, Inggris terlibat dalam pembunuhan massal dan memungkinkan 32 tahun pemerintahan Soeharto yang lalim. Sudah saatnya pemerintah Inggris meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas kerugian besar yang ditimbulkannya.
Sumber: The Guardian