Sabtu, Desember 21, 2024

Pentingnya etika agar aman dan nyaman bermedia sosial

Must read

Di era perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, media sosial memegang peranan yang sangat penting dalam kebutuhan bersosialisasi dan komunikasi. Hanya dalam satu genggaman, seluruh manusia di muka bumi kini bisa dengan mudahnya bertukar informasi, mengakses gambar atau video, hingga pengetahuan baru.

Beberapa media sosial yang kita gunakan yang dikenal karena kemudahannya adalah Instagram, Twitter, YouTube, Facebook, WhatsApp, dan lain-lain. Karena mudah menggunakannya, pengguna jadi sering lupa diri dan malah menghabiskan waktu.

Di samping itu, sekarang marak pula terjadinya penyalahgunaan medsos seperti penyebaran hoaks, penyebaran ujaran kebencian, dan hal-hal fatal lainnya yang bisa merugikan banyak pihak.

Dosen Universitas Cokroaminoto, Muhammad Arwani mengatakan untuk menghindari hal-hal yang negatif dari penggunaan media sosial itu, diperlukan etika digital. Etika digital ini berupa kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital atau netiquet dalam kehidupan sehari-hari.

“Etika digital penting dimiliki, karena penetrasi internet yang tinggi dalam kehidupan masyarakat. Kemudian, perubahan perilaku masyarakat dan media konvensional ke digital, serta situasi pandemi Covid-19 memicu percepatan interaksi digital,” katanya.

Hal tersebut dikatakan oleh Arwani dalam webinar literasi digital dengan tema “Bijak Bermedia Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (16/11/2021),

Arwani mengungkapkan ada berbagai kiat agar cerdas dalam memanfaatkan media sosial. Pertama yakni menanamkan niat yang sungguh-sungguh dalam bermedia sosial, menentukan passion, menebarkan konten positif, menentukan teman dan kolaborasi untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, serta taat etika bermedia sosial.

Adapun untuk etika yang seharusnya dijunjung tinggi dalam bermedia sosial, seperti dalam beraktivitas di media sosial, hendaknya selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan risiko kesalahpahaman yang tinggi.

Kemudian juga sikap menghargai orang lain saat berkomunikasi di media sosial. Menghargai di sini lebih pada konteks tidak mencela atau menghina, namun lebih kepada membuat interaksi yang hangat dengan diskusi informatif dan tidak sekedar berdasarkan dengan pendapat.

Narasumber lainnya, Co-Founder Viewture Creative Solution, Dinda Citra Azalia lebih menekankan pada kemampuan aman dalam bermedia sosial.

Menurutnya, pengguna harus lebih bijak dalam memilih konten-konten sebelum diunggah di media sosial. Meski pun platform media sosial saat ini punya fitur privasi yang bisa diatur, namun tak ada salahnya menggunakan media sosial dengan lebih baik dan bermanfaat sehingga tidak menyinggung pihak lain.

Kemudian jangan pernah mencantumkan informasi pribadi yang detail karena kita tidak pernah tahu ancaman-ancaman apa yang sedang mengintai.

Selain itu, di media sosal, banyak informasi atau orang-orang tak bertanggung jawab sehingga harus mawas diri dalam menyaring informasi-informasi yang tersebar. Waspadai pula pengguna-pengguna tak dikenal yang tiba-tiba mengirim pesan tanpa maksud dan tujuan yang jelas untuk mencegah terjadinya penipuan atau hal-hal lain yang tak diinginkan.

“Waspadai penipuan digital. Modus penipuan digital dilakukan dengan target awal adalah melakukan pencurian data digital,” ucapnya. Dipandu moderator Dimas Satria, webinar yang diikuti sekitar 284 peserta kali ini juga menghadirkan narasumber Jeffry Yohanes Fransisco (CEO JF Autowear), Widiasmorojati (Entrepreneur), dan TV Presenter, Venabella Arin, selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article