Rabu, Desember 25, 2024

Waspada jebakan kejahatan siber dengan kecakapan digital

Must read

Direktorat tindak pidana siber Bareskrim Polri mencatat, pada periode Januari hingga November 2020 telah terjadi sebanyak 4.258 kejahatan siber. Dari ribuan kasus itu, 1.158 kasus di antaranya merupakan kasus penipuan dan 267 kasus akses-akses ilegal, sementara dari tahun 2000 ke tahun 2021 jumlah tindak pidana siber juga mengalami peningkatan.

Itulah pemantik diskusi yang disampaikan Ketua GP Ansor Grobogan Rinduwan, saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital bertema “Menjadi Pejuang Anti Kabar Bohong (Hoaks)” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (19/11/2021).

Dalam webinar yang diikuti 500 lebih peserta itu, Rinduwan menuturkan, dengan melihat fenomena peningkatan kejahatan siber itu, ia menilai pentingnya pengguna digital memahami kompetensi literasi digital secara utuh.

Secara umum, literasi digital sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun, acapkali ada pandangan yang menyebut literasi digital lebih terkait penguasaan teknologi. Padahal, kata Rinduwan, kecakapan digital yang paling utama pada literasi digital, sebagai sebuah konsep dan praktik.

”Jadi bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif,” ujarnya.

Menurut Rinduwan, seorang pengguna yang hanya memiliki kecakapan literasi digital yang bagus, tidak hanya mampu mengoperasikan alat melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Ditambahkan, kecakapan digital salah satunya adalah kemampuan dalam membuat perlindungan data pribadi.

Untuk perlindungan data pribadi, misalnya dengan menggunakan password yang kuat, gunakan secara berbeda di setiap akun platform digital yang dimiliki, dan perbarui secara berkala.

”Pahami dan pastikan pengaturan privasi di setiap akun platform digital yang dimiliki sesuai dengan tingkat keamanan yang dibutuhkan, serta hati-hati mengunggah data pribadi karena keamanan data pribadi tidak selalu terjamin,” kata Rinduwan.

Narasumber lain dalam webinar itu, Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia, Rizqika Alya Anwar, menyebut sejumlah sikap yang mesti dijaga pengguna saat memasuki ruang digital. Yang utama adalah menjaga diri agar tidak mudah terpengaruh.

”Tingkatkan kewaspadaan saat bermain di ruang digital. Tingkatkan pengetahuan terkait data yang perlu dilindungi, dan jaga untuk berpikir kritis atas informasi yang diterima,” tutur Alya.

Alya menambahkan, pengguna jangan sampai mudah percaya sebelum melihat bukti kebenaran informasi. ”Ini yang penting: budayakan kebiasaan membaca secara utuh sumber informasi dan akurat sebelum menilai,” kata Alya.

Webinar yang dipandu moderator Niken Pratiwi itu juga menghadirkan narasumber Kasi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kabupaten Grobogan Hadi Purwanto; dosen Prodi Ilmu Komunikasi UMY Aswad Ishak, serta Neshia Sylvia sebagai key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article