Jumat, November 1, 2024

Berkomunikasi di ruang digital tak cukup hanya cakap dan cerdas secara IQ

Must read

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kembali menggelar webinar literasi digital untuk masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah. Kali ini dengan tema diskusi ”Komunikasi Publik yang Cerdas dan Santun di Era Digital”, Jumat (26/11/2021). Tema diskusi dibahas dari perspektif empat pilar literasi digital, yaitu: digital ethics, digital safety, digital culture, dan digital culture.

Diskusi dipandu oleh Bobby Aulia (Entertainer) dan menghadirkan empat narasumber: Hartuti Purnaweni (Dosen Administrasi Publik Fisip Universitas Diponegoro), Fauzan (Doseb HI UPN Yogyakarta), Mustaghfiroh Rahayu (Dosen Sosiologi Universitas Gadjah Mada), Eka Y. Saputra (Konsultan Teknologi Informasi). Serta Putrai Juniawan (TV Presenter) sebagai key opinion leader. 

Dosen Administrasi Publik Fisip Universitas Diponegoro Hartuti Purnaweni menjelaskan, komunikasi adalah proses penyampaian informasi, baik berupa pesan, ide, gagasan dari satu pihak ke pihak yang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Di era digital, komunikasi yang sebelumnya bersifat pribadi kini berubah menjadi pesan kepada publik. Hal yang disampaikan di media sosial merupakan pesan yang sifatnya publik karena dapat dibaca dan dilihat oleh orang lain, dan itu akan menjadi jejak digital penggunanya.

Dalam komunikasi publik, baik di internet ataupun di kehidupan nyata, hendaknya dapat dilakukan secara cerdas. Artinya tidak hanya pintar dalam berbicara tetapi juga mampu mempertimbangkan serta cerdik dan cermat dalam melihat sesuatu.

”Kecerdasan dalam berkomunikasi tidak hanya cerdas secara IQ, tetapi juga cerdas secara emosi atau mampu mengontrol diri. Kecerdasan emosi sangat penting ketika berada di ruang digital agar tidak mudah reaktif. Kecerdasan reliji yang mengingatkan pada kebaikan, cerdas dalam berbahasa atau linguistik, serta cerdas dalam menjaga hubungan intra dan inter pribadi,” jelas Hartuti.

Orang yang cerdas, kata Hartuti, adalah orang yang mau mengakui kesalahan dan belajar dari kesalahan, punya rasa ingin tahu yang besar serta memiliki pemikiran yang terbuka sehingga tidak mudah terpengaruh. Ciri orang cerdas juga adalah yang percaya diri tapi tidak suka memanipulasi, memiliki integritas atau kejujuran, memiliki kontrol diri saat menghadapi situasi, berempati pada orang lain dengan mempertimbangkan dampak pesan yang disampaikan.

“Internet telah memberikan pengaruh yang besar terhadap ilmu pengetahuan, pandangan dunia, budaya dan etika. Selain itu jumlah pengguna internet yang besar dan akan terus berkembang telah mewujudkan budaya dan etika yang baru. Maka dari itu harus melatih dan mengasah komunikasi yang cerdas, santun, dan cermat di ruang digital,” lanjutnya.

Konsultan Teknologi Informasi Eka Y. Saputra menambahkan pada aspek kecakapan berkomunikasi yang dibagi dalam dua aspek, yaitu dari sisi manajemen pengetahuan dan dari sisi bisnis dan sosial. Pertama, dari aspek manajemen pengetahuan, masyarakat digital sudah sangat paham dengan penggunaan mesin telusur untuk membantu mencari berbagai informasi dan mengumpulkan data.

Ada cara yang lebih efektif untuk mencari informasi yang lebih spesifik dengan berbagai kata kunci tambahan seperti tanda bintang untuk mencari potongan informasi, mencari informasi dalam bentuk file tertentu. Serta kata kunci lainnya yang bisa didapatkan dengan menggunakan bantuan search engine operator.

Skill selanjutnya adalah menyaring informasi berdasarkan kredibilitas sumbernya dengan melihat domain yang digunakan situs. Kemampuan menganalisis dan menyusun kesimpulan dengan melakukan eliminasi konflik, melakukan verifikasi multi sumber hingga mengecek kembali dan melakukan koreksi. Setelah mengolah data, informasi dapat dipresentasikan ke dalam infografis, ilustrasi, video, atau siniar untuk dipublikasikan ke ruang-ruang digital seperti media massa, media sosial, ruang obrolan publik dan pesan privat,” jelas Eka Saputra.

Dari sisi bisnis dan sosial kecakapan komunikasi publik dapat dilakukan dengan menentukan segmentasi dan preferensi, kemudian melakukan pengenalan dan negosiasi dengan menyampaikan peran dan tujuan, kemudian menjalin kontrak dan transaksi, serta mengelola relasi dan reputasi.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article