Jumat, November 1, 2024

Era digital, ini kompetensi yang perlu dimiliki warga sekolah

Must read

Pandemi Covid-19 telah mendorong transformasi digital di berbagai aspek salah satunya bagi dunia pendidikan. Untuk menyikapi hal tersebut tidak hanya dibutuhkan kemampuan dalam penggunaan gadget guna mengakses bahan belajar online.

Namun diperlukan juga pemahaman mengenal keamanan di dunia digital (digital safety) yang merupakan kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut dikatakan oleh Co-Founder Viewture Creative Solution, Dinda Citra Azalia dalam webinar literasi digital dengan tema “Tantangan dan Inovasi Pembelajaran di Era Transformasi Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada Jumat (26/11/2021).

Dinda mengatakan inovasi belajar di era transformasi digital membuat lahirnya banyak inovasi dalam kegiatan pembelajaran. Tidak hanya situs resmi, kegiatan belajar juga bisa dilakukan lewat sosial media.

“Di sisi lain transformasi digital juga membawa ancaman keamanan baru yaitu ancaman keamanan cyber,” kata Dinda Citra Azalia.

Dinda menyebut ancaman siber adalah kejahatan siber yang berupaya merusak data pencurian data atau memanipulasi data digital. “Termasuk penipuan dan kejahatan online lainnya. Bentuk-bentuk ancaman siber yakni Malware, pishing social, engineering hacking,” ujarnya.

Dinda mengungkapkan Malware ini merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam. “Malware bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari pemilik perangkat,” sebutnya.

Menurut Dinda, ada berbagai cara untuk melindungi identitas digital. Pertama memilih identitas asli atau samaran saat mengelola akun platform digital serta bertanggung jawab atas pilihan tersebut. Kedua, mengamankan email yang digunakan untuk pendaftaran akun. “Ketiga, lindungi dan konsolidasikan identitas digital dalam beberapa platform digital yang dimiliki,” paparnya. 

Narasumber lainnya, Dosen Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, Arwani mengatakan, peluang dan tantangan pembelajaran di era digital harus disikapi dengan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Kemudian kreatif dan inovatif, serta kolaboratif dan komunikatif. 

Arwani juga menekankan mengenai penguatan budaya digital. Menurutnya budaya digital penting dimiliki karena penetrasi internet yang tinggi dalam kehidupan masyarakat. Selain itu juga perubahan perilaku masyarakat dari media konvensional ke digital ketika situasi pandemi yang memicu percepatan interaksi digital.

Bagi Arwani, kompetensi budaya digital meliputi akses memperoleh informasi dengan mengoperasikan media digital. Kemudian mampu menyeleksi, memahami, memilah, memilih informasi yang bermanfaat.

Kompetensi lainnya yakni dapat menilai plus dan minus informasi yang diperoleh. Lalu, memverifikasi atau melakukan konfirmasi silang dengan informasi sejenis.

Selanjutnya, kompetensi mengevaluasi, menimbang dampak bagi orang lain ketika mendapatkan informasi. Lalu, mampu memproduksi membuat konten yang manfaat bagi sesama.

“Kemudian, kompetensi dalam mendistribukan yakni saring sebelum sharing, lalu bisa menjadi partisipan yang ikut berperan aktif dalam berbagai informasi yang baik. Serta, bisa kolaborasi jaringan kerjasama karya bersama dan menanamkan budaya terpuji berkomentar yang sopan dan tidak mengandung ujaran kebencian, hoaks, bullying, fitnah, hasut,” sebut Arwani.

Dipandu moderator Dannys Citra, webinar yang diikuti oleh sekitar 103 peserta kali ini juga menghadirkan narasumber Zusdi F. Arianto (Ketua Yayasan Qurannesia Amrina), Tri Gunawan Setyadi (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga), dan TV Host, Neshia Sylvia, selaku key opinion leader

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article