Keamanan digital penting untuk penyajian pembelajaran modern dalam meningkatkan kompetensi peserta didik di era digital. Namun, aman dalam bermedia digital itu pun relatif.
Koordinator Pusat Layanan Data dan Informasi LPTIK Universitas Jambi, Pradita Eko Prasetyo Utomo mengatakan, aman bermedia digital di antaranya pengamanan perangkat digital, pengamanan identitas digital, memahami rekam jejak.
“Kemudian juga mewaspadai penipuan digital, lalu keselamatan anak di ruang digital,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema “Pentingnya Penyajian Pembelajaran Modern Dalam Meningkatkan Kompetensi Peserta Didik di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo bersama Debindo untuk warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Jumat (26/11/2021).
Eko mengungkapkan, aman bermedia digital adalah pengelolaan keamanan siber. Menurutnya, hal ini penting bagi peserta didik. Karena, bagi Eko, aman bermedia digital dilakukan untuk memahami dan mempraktikkan keamanan di dunia maya, terutama yang berkaitan dengan penyimpanan data pribadi di dalam media sosial dan gawai.
Eko juga membeberkan beberapa tips keamanan dalam bermedia digital. Pertama yakni username sesuai nama asli atau nama samaran dengan tetap mempertimbangkan hak dan tanggung jawabnya. Kemudian membuat kata sandi yang kuat.
Kata sandi tersebut juga tidak untuk dibagikan. Selanjutnya yakni selalu mengunci perangkat digital. Lalu, tidak membuka link tautan yang tidak jelas dan kredibel. “Segera logout di suatu aplikasi yang penting atau sosial media ketika selesai menggunakannya,” kata Pradita Eko.
Lebih jauh Eko menyatakan, pengguna digital juga harus memahami mengenai pentingnya keamanan bagi identitas digital. Sebab, identitas ini bisa berpotensi disalahgunakan untuk kejahatan oleh pengguna lain yang tak bertanggung jawab.
Menurutnya untuk mengamankan identitas ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya seperti tidak memberitahukan data diri dan keluarga serta alamat di jejaring sosial.
Kemudian tidak memasang foto dan video tanpa sepengetahuan dan izin orang tua. Lalu, tidak menerima pertemanan dari orang yang tidak dikenal. Selanjutnya yakni tidak memberitahukan lokasi di jejaring sosial dan berteman dengan orang tua dan guru di jejaring sosial.
Narasumber lainnya, Resorce Person For Seamolec Online Training. Dona Octanary mengatakan kecakapan digital harus dimiliki oleh peserta didik maupun pendidik.
Menurutnya, dengan menumbuhkan kecakapan digital, siswa dapat memanfaatkan teknologi yang berorientasi pada proses dan menerapkan sumber daya digital secara kreatif dalam karya asli siswa.
Kemudian juga siswa bisa memiliki keterampilan yang dibangun di atas konsep tradisional keaksaraan dan mendukung siswa dalam menggunakan keterampilan berpikir kritis.
Adapun bentuk kecakapan diri di kelas pertama yakni bisa dengan mengidentifikasi video dan gambar yang relevan. kemudian memahami bagaimana pilihan kata dapat menggambarkan bias.
Selanjutnya yakni berpartisipasi dalam komunitas online, penelitian cek fakta, dan mengutip sumber dan materi berhak cipta lainnya. “Selain itu juga bisa membedakan berita yang asli dari berita palsu,” ucapnya.
Dipandu moderator Dimas Satria, webinar yang diikuti oleh sekitar 186 peserta kali ini juga menghadirkan narasumber Das Salirawati (Pakar Asesmen Pendidikan UNY), Atang Irawan (Staf Khusus Pimpinan MPR RI), dan Content Creator, Cindy A. Endge, selaku key opinion leader.