Buku Panjaitan van Menteng, demikian kata sang penulis Putut Trihusodo dan Dwitri Waluyo, juga mencatat sejumlah hal penting yang bisa dijadikan pelajaran bagi perusahaan keluarga yang ingin eksis dan bertahan puluhan bahkan ratusan tahun. Tentang filosofi keluarga yang menjadi corporate culture, pembentukan tim building, juga kejelian membaca situasi dan mengeksekusinya sebagai bisnis yang menguntungkan.
“Banyak best practise yang bisa dijadikan pelajaran. Baik itu tentang corporate culture, membangun tim yang solid, manajemen mengatasi krisis dan lain-lain,” tambah Dwitri Waluyo.
Tentang perubahan iklim bisnis (base on TI) saat ini, Ilham melihatnya bahwa perubahan itu hal yang tak bisa dihindari. “Maka, perubahan perlu disikapi dengan waspada dan proporsional. Tidak memandangnya secara underestimate tidak pula overestimate,” jelas Ilham, seraya menambahkan filosofi bisnis yang dianutnya; “bisnis urusannya bukan soal siapa menang dan siapa kalah. Semua pihak harus merasa menang dan puas karena bisa mengambil manfaat secara adil.”
Tentang buku yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas itu, Ilham menyatakan itu sebagai warisan untuk generasi muda yang tengah membangun bisnis. “Buku ini bukan sekadar catatan atau cerita saya dan Agung Concern Group, di masa lalu dan kini, tapi juga pelajaran untuk masa depan tentang mengelola perusahaan keluarga,” pungkas Ilham.