Angka kasus Covid-19 dengan varian Omicron meningkat hingga 80 persen secara global. Peningkatan kasus Omicron juga terjadi di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Wien Kusharyoto menjelaskan, Omicron juga meningkatkan risiko infeksi ulang 5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan varian Delta. Oleh karena itu, menurut Wien, dibutuhkan vaksinasi Covid-19 lanjutan atau vaksin booster.
Wien mengatakan, efektivitas vaksinasi Covid-19 dosis lengkap menggunakan jenis vaksin Pfizer setelah 6 bulan akan mengalami penurunan, khususnya dalam memberikan perlindungan terhadap risiko rawat inap di rumah sakit. Namun, kata dia, setelah diberikan vaksin booster, perlindungan akan kembali meningkat.
“Artinya efektivitas dari booster itu kemudian mampu kira-kira memberikan perlindungan sekitar 63 persen,” ujarnya. Wien juga mengatakan, efektivitas dari vaksin booster akan mengalami penurunan, namun penurunannya lebih landai dibandingkan vaksinasi dosis lengkap.
Senada, Epidemiolog dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriany Liberty mengatakan, pemberian vaksin Covid-19 penguat atau booster harus digencarkan ke masyarakat sebagai salah satu upaya menangkal varian Omicron.
“Memang masyarakat sudah kelelahan menghadapi pandemi ini, apalagi sudah dua tahun. Lantas, tiba-tiba muncul varian baru, tapi tidak boleh disepelekan Omicron, tetap disiplin prokes,” katanya.
Protokol kesehatan ini merupakan salah satu cara ampuh untuk mengendalikan Covid-19 di tengah kebutuhan masyarakat untuk beraktivitas sosial. Penerapan protokol kesehatan, salah satunya dengan menggunakan masker, bukan saja melindungi dari virus corona tapi juga melindungi saluran pernapasan dari beragam jenis virus.
Apalagi, para ahli telah memperkirakan varian baru dari virus corona masih akan bermunculan karena belum meratanya pemberian vaksin di dunia. Contohnya, sejumlah negara di Afrika cakupan vaksinnya masih di bawah 40 persen.
Kesenjangan pemberian vaksin di seluruh dunia ini membuat Covid-19 bermutasi sehingga memunculkan varian Omicron, yang tingkat keganasannya masih diteliti. Untuk itu, negara diingatkan untuk memprioritaskan pemberian vaksin ke kalangan rentan, yakni para lansia, karena umumnya sudah memiliki penyakit penyerta.
Adapun Indonesia sudah memulai program vaksinasi booster sejak 12 Januari lalu. Vaksin booster akan diprioritaskan bagi lansia dan peserta vaksin berusia 18 tahun ke atas yang sudah melewati 6 bulan dari vaksin dosis 2.
Cara cek tiket dan jadwal vaksin booster gratis di PeduliLindungi:
- Lewat web PeduliLindungi:
- Masukkan nama lengkap, NIK, lalu ‘periksa’.
- Jika masuk kelompok prioritas tetapi belum mendapat tiket dan jadwal vaksin booster gratis, bisa datang langsung ke fasilitas kesehatan atau lokasi vaksin booster gratis terdekat dengan membawa KTP dan surat bukti vaksinasi dosis 1 dan 2.
Lewat aplikasi PeduliLindungi:
- Buka aplikasi PeduliLindungi.
- Masuk dengan akun yang terdaftar.
- Klik ‘profil’ dan pilih ‘status vaksinasi dan hasil tes Covid-19’.
- Status dan jadwal vaksin booster akan muncul di akun.
- Cek tiket vaksin melalui menu ‘Riwayat dan tiket vaksin’.
- Jika masuk kelompok prioritas tetapi belum mendapat tiket dan jadwal vaksin booster gratis, bisa datang langsung ke fasilitas kesehatan atau lokasi vaksin booster gratis terdekat dengan membawa KTP dan surat bukti vaksinasi dosis 1 dan 2.
Lokasi vaksin:
Fasilitas kesehatan milik pemerintah yaitu puskesmas, rumah sakit (RS) pemerintah, ataupun RS pemerintah daerah (RSUD).
Oleh Inge Klara Safitri (Tempo MediaLab)