Kasus pemadaman listrik karena pohon tumbang cukup sering terjadi di Indonesia. Kondisi tersebut sebenarnya bisa diantisipasi dengan kegiatan manajemen vegetasi. Cuaca buruk memang tidak bisa dikendalikan oleh para pekerja perusahaan listrik, namun mengatur agar tidak ada pohon yang menimpa saluran listrik saat cuaca buruk sangat bisa dilakukan.
Manajemen vegetasi memang pasti dilakukan oleh para perusahaan listrik, namun beberapa metode pasti akan ada kelebihan maupun kekurangannya. Metode yang biasa dilakukan antara lain dengan cara manual, yakni mengirimkan personel untuk menyusuri jalur listrik yang sangat panjang dan terkadang berada di medan yang berat.
Cara lain yang biasa dilakukan ialah dengan melalui udara menggunakan helikopter, para personil dapat ikut memantau menaiki helikopter menyusuri jalur sambil memperhatikan vegetasi sekitarnya, namun harga sewanya cukup mahal dan butuh persiapan yang rumit, terlebih ada jarak terbang harus cukup jauh antara helikopter dan saluran listrik.
Dalam hal ini, ada teknologi drone yang melengkapi kedua cara tersebut. Drone dapat dengan mudah menyusuri jalur transmisi listrik dengan mudah, murah, cepat dan tetap akurat. Penggunaan drone yang mudah dapat diterjunkan langsung ke lapangan kapanpun para inspektur membutuhkan data terkini.
Biasanya jika akan masuk musim hujan, manajemen vegetasi gencar dilakukan agar memastikan tidak ada objek yang terus tumbuh seperti pohon berada dekat dengan jalur transmisi.
Jika terdapat vegetasi yang terlalu dengan jalur transmisi, tentunya hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan, potensi kebakaran dan yang paling fatal adalah pemadaman total (blackout).
Penggunaan drone dalam vegetasi manajemen ini nantinya akan menghasilkan laporan yang mencakup berbagai informasi mengenai kondisi jalur transmisi listrik seperti jarak konduktor ke tanah, jarak konduktor ke vegetasi/bangunan di sekitar, jarak tower ke tower, kondisi sagging kabel, kontur tanah/line profile, serta visualisasi 3 dimensi jalur transmisi tersebut.