Sabtu, November 23, 2024

Urgensi melakukan akselerasi transisi energi

Must read

Oleh: Kuntoro Mangkusubroto

Menteri Pertambangan dan Energi, 1998 – 1999, disampaikan sebagai opening speech pada Seminar Energi dan Pertambangan dalam rangka Hari Pers Nasional di Kendari, 7 Februari 2022.

Mari kita ucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridha-Nya kita dapat hadir pada rangkaian acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 ini. Pada hari spesial ini, kita perlu mengingat kembali peran pers dan wartawan sebagai bagian penting dari negara demokrasi, yang bertugas untuk menyebarluaskan informasi yang kredibel terkait isu dan permasalahan nasional ke masyarakat luas.

Peran pers menjadi penting, terutama untuk membangun kesadaran nasional dalam isu-isu strategis yang dapat memberikan dampak pada hajat hidup orang banyak.

Salah satu isu yang menjadi tantangan global saat ini adalah krisis iklim atau climate crisis, yang akan memberikan dampak negatif pada miliaran manusia di muka bumi, termasuk masyarakat Indonesia. Kita telah dapat mengamati bagaimana perubahan pola cuaca, frekuensi cuaca ekstrem yang semakin tinggi, serta kenaikan temperatur rata-rata permukaan bumi dapat mengganggu aktivitas perekonomian, seperti pertanian, transportasi, bahkan aktivitas bisnis di perkotaan dan juga menyebabkan korban jiwa.

Oleh karena itu, kita perlu mencari solusi bersama dari krisis iklim. Akselerasi transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan yang bebas karbon menjadi salah satu strategi mitigasi yang perlu didorong realisasinya sesegera mungkin.

Transisi energi telah menjadi fokus nasional, tidak hanya dalam lingkup mitigasi krisis iklim, tetapi juga menjadi strategi Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kajian Bappenas mengenai pembangunan rendah karbon (Low Carbon Development Indonesia/LCDI) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 6,1-6,5% per tahun selama tiga dekade mendatang, menciptakan 1,8 juta lapangan kerja hijau lebih banyak di tahun 2030 di sektor energi, kendaraan listrik (EVs), lahan dan sampah, dibandingkan dengan skenario referensi yaitu Business as Usual (BAU).

Visi Indonesia emas 2045 untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan kekuatan ekonomi lima besar di dunia dan didukung kualitas manusia unggul dengan pemerataan pembangunan dan pendapatan, hanya akan dapat dicapai jika transisi energi dapat berlangsung dengan baik dan cepat.

Untuk mendukung transisi energi Indonesia, maka tercapainya target kebijakan energi nasional seperti bauran energi primer nasional sebesar 23% dari energi terbarukan pada tahun 2025 merupakan tonggak pencapaian yang harus diraih. Pencapaian ini merupakan tantangan pertama kita untuk menjadi negara maju, mengingat capaian bauran energi primer dari energi terbarukan baru mencapai 11,5% pada akhir tahun 2021.

Dengan empat tahun tersisa, maka percepatan penambahan pembangkit listrik energi terbarukan dan juga pengembangan bahan bakar bersih seperti biofuel, dan bahkan hidrogen hijau perlu didukung. Kapasitas energi terbarukan Indonesia perlu naik dari sekarang sekitar 11,8 GW menjadi minimal sekitar 23-24 GW pada tahun 2025.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article