Citi Indonesia lalu menghadirkan kanal digital, seperti internet banking, m-banking, maupun kontak Citiphone Officer guna memberikan layanan terbaik bagi para nasabah dan membekali mereka dengan informasi terkini soal pasar keuangan. Inovasi digital ini tercatat mendorong pertumbuhan hingga 17% untuk Assets Under Management (AUM) Citi Indonesia di tengah pandemi, dan meningkatkan investasi reksadana dan obligasi dari 20% di 2019 menjadi 60% secara konsisten di 2021.
Di awal 2022, Citi Indonesia mengumumkan kabar baik terkait akuisisi bisnis consumer banking oleh UOB Group (UOB) untuk operasinya di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Head of Retail Banking Citi Indonesia, Steven Suryana, meyakinkan bahwa prioritas nasabah tetap menjadi nomor satu. Komitmen ini termasuk dukungan kepada pengelolaan kekayaan nasabah.
“Citi berkomitmen untuk menjaga agar transaksi berjalan mulus, termasuk selama masa transisi hingga transaksi selesai. Tidak akan ada perubahan dalam layanan yang diberikan kepada klien consumer banking kami,” Steven memastikan.
Berinvestasi di Masa Pandemi, Cermat Memilih di Tengah Ketidakpastian
Tren berinvestasi sepanjang pandemi telah mengalami pergeseran, di mana para investor yang terbiasa “bermain aman” dengan berdeposito kini beralih kepada obligasi dan produk investasi lain dengan tingkat return lebih tinggi.
Hal ini juga berarti bahwa ada tingkat risiko lebih tinggi yang dihadapi investor, sehingga diperlukan pengamatan secara berkelanjutan dan kewaspadaan tinggi terhadap siklus ekonomi yang tidak terduga. Penting bagi perbankan untuk mencegah kerugian nasabah dalam layanan pengelolaan kekayaan yang mereka berikan.
Namun, para pelaku investasi juga harus cermat dan berhati-hati dalam memilih produk perbankan dan investasi yang paling tepat bagi dirinya. Setidaknya ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan utama dalam membuat keputusan investasi di masa pandemi, baik bagi investor maupun pihak pengelola kekayaan:
1. Produk investasi yang sesuai kebutuhan
Kondisi dan kebutuhan setiap individu pasti berbeda-beda. Nasabah keluarga muda yang berinvestasi untuk dana pendidikan anak dan nasabah yang berinvestasi untuk masa pensiun tentu memiliki kebutuhan yang berbeda. Demikian juga dampak pandemi yang dirasakan di berbagai elemen kehidupan dan perekonomian.
Kebutuhan ini harus mendapatkan perhatian khusus baik dari nasabah maupun pengelola kekayaan suatu institusi perbankan. Identifikasi kebutuhan dan produk investasi apa yang paling sesuai saat ini lebih mudah dilakukan dengan adanya teknologi digital untuk mencari informasi sebanyak mungkin terkait berbagai produk investasi dan tingkat risikonya.
Tergantung profil nasabah, pengelola kekayaan juga dapat mempertimbangkan diversifikasi investasi dengan tingkat risiko yang disesuaikan.
2. Pendampingan dalam melakukan investasi
Terutama untuk investor pemula, pendampingan dari penyedia layanan pengelola kekayaan menjadi hal penting terutama untuk selektif dalam memilih investasi dan memberikan informasi terkini terkait investasi yang telah ditanamkan.
Institusi perbankan biasanya akan diwakili oleh seorang Relationship Manager dan tim konsultan investasi, yang akan memantau, melaporkan, dan menyarankan penyesuaian investasi pada nasabahnya.