Jumat, Desember 20, 2024

Pesta rakyat

Must read

Inilah Cap Lak Me, hari ke 16. Masuk waktu salat asar, rombongan pemain tanjidor dan gambang kromong yang baru menunaikan tugasnya di kelenteng dan rumah orang-orang Tionghoa kaya di Glodok dan Senen, mulai kelihatan di bilangan Mester atau Jatinegara. Kebanyakan berasal dari Bekasi dan Tangerang, mereka menenteng terompet, trombon, basun, tambur, simbal dan alat-alat standar gambang kromong. 

Mengutip budayawan Betawi Ridwan Saidi, ‘Koran Tempo’ pernah menuliskan, “Pada hari-hari di sekitar Cap Go Meh jadwal para musikus Betawi ini ketat luar biasa.” Sepanjang hari ke 13, 14 dan 15, mereka bermain di Glodok. Di wilayah Senen mereka main hari ke 15, dan terakhir di Jatinegara tanggal 16.

Sebelum matahari terbenam mereka mulai memainkan instrumen masing-masing. Namun “sihir” musik yang mereka bawakan baru terasa ketika hari mulai gelap dan purnama bersinar penuh. Diikuti massa yang terus-menerus ngibing (menari mengikuti langgam musik), dari kelenteng para pemain gambang kromong dan tanjidor bergerak ke jalan raya, lantas bermain di halaman rumah-rumah orang Tionghoa kaya. Angpau dan kue dodol terbaik diperuntukan bagi para pemain. 

Photo by Nikita Belokhonov from Pexels

Inilah pesta rakyat. Spontan, orang Betawi dan orang Tionghoa mengikuti gendang dan tambur, menari bersama, tanpa menghiraukan etnik dan kelas. Pesta rakyat, tentu merupakan sesuatu yang teramat mewah untuk masyarakat yang tengah terbelah oleh politik identitas seperti sekarang ini. Semua bergembira, apalagi copet yang sibuk berburu dompet orang-orang yang sedang lengah ini.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article