Jumat, Desember 27, 2024

Valid, ingatan Hasan ini

Must read

Hampir setahun (2011-2012) di milis Jurnalisme saya debat sengit dengan Ade Armando. Milis itu sebetulnya tertutup (semua posting dibaca dulu oleh admin, a.l. Farid Gaban, Dandhy Dwi Laksono). Saat debat tentang UI itu Farid Gaban membuka akses saya dan AA untuk bisa posting tanpa harus dimoderasi admin.

Sedikit catatan, sebetulnya saya tidak membela Rektor Gumilar Somantri tapi saya mengkritisi poin-poin dalam apa yang disebut AA dkk sebagai “Buku Putih” penyelewengan Gumilar.

Saya verifikasi sekitar 6-7 poin (dari 20-an poin tuduhan). Misalkan soal blue print pembangunan UI yang menurut AA diutak-utik Rektor.

Saya minta izin Rektorat untuk bisa cek langsung. Diberikan akses.

Lalu hasil verifikasi itu saya post ke Jurnalisme. AA meradang dan bilang, “Kok Akmal yang bukan dosen UI bisa dapat akses ke Rektorat melihat dokumen? Aneh.”

Saya tanggapi, “Lebih aneh dibandingkan Bang Ade yang dosen UI, ke Rektorat dekat dari FISIP, tapi malah nggak ngecek dulu? Kalau saya yang cuma alumni UI bisa dikasih akses melihat, apa iya Bang Ade yang dosen malah nggak dikasih?”

Lanjutan cerita Kang Hasan benar. AA setelah itu out of context, dan bahasa-bahasanya kasar. Ad hominem.

Sebetulnya AA itu senior saya di FISIP UI. Era saya kuliah, kami sering berinteraksi.

Meski begitu, karena dia sudah ofensif dalam diksi, saya balas dengan gaya yang sama. Untungnya kami sama-sama orang Minang.

Musuh nggak dicari, tapi kalau ketemu pantang ditolak.

Meski begitu, terhadap pengeroyokan terhadap AA kemarin saya prihatin dan menyesalkan tindakan para pelaku, siapa pun orangnya. (Akmal Nasery)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article