Kamis, Desember 19, 2024

Melihat realitas dengan seribu mata

Must read

Filsuf Media Vilem Flusser mengatakan, transformasi tekstual menuju budaya visual (from the linearity of history into the two-dimensionality of magic) dan perubahan masyarakat industri menuju pasca-industri telah berjalan seiring. Bersamaan dengan itu fotografi secara jernih memberikan peluang kepada kita untuk menyimak dan memaknai semua perubahan tersebut. Vilem Flusses menulis buku Towards a Philosophy of Photography (London, 1983).

Kelihatannya sulit dibantah, fotografi punya peran mulia pada setiap tahap perkembangan manusia dalam lingkungan sosial, budaya, politik, ekonomi yang mereka bangun dan sekaligus membentuk mereka.

Sebagai subyek komunikasi visual, fotografi selalu seiring sejalan dengan teknologi (satu di antaranya perkembangan dari analog ke digital) dan fotografi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari nyaris semua kegiatan manusia – di lingkungan politik, sosial, budaya, dan ekonomi.

Hampir semua sektor bisnis, dari UMKM (toko kue dan makanan olahan, misalnya) sampai level korporasi (di antaranya bisnis properti dan totomotif) sangat memerlukan dukungan fotografi untuk menampilkan produk dan jasa mereka ke target pasar.

Sebagian dari Anda tentunya tahu, hari ini sudah tersedia pelatihan-pelatihan menjadi fotografer profesional untuk mendukung pelbagai sektor kegiatan. Untuk industri kosmetik, untuk proyek-proyek interior design dan arsitektur, untuk kegiatan usaha retail, untuk produk pakaian dan makanan anak-anak, dan seterusnya.

Semua itu merupakan contoh sepenggal peran fotografi bagi umat manusia. Peran sesungguhnya lebih banyak dan mendalam.

Betapa pentingnya fotografi, sama pentingnya dengan engineering atau kedokteran, pendidikan formal fotografi di perguruan tinggi sudah tersedia. Anda bisa memilih di Indonesia atau di negara-negara lain. Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta memiliki Program Studi Fotografi untuk S1. Di Harvard University AS, Department of Art, Film, and Visual Studies juga punya jurusan fotografi.

Dalam tahun 2022 ini, di Bromo, Jawa Timur, sudah disiapkan pusat pelatihan fotografi yang terintegrasi – ini bisa jadi pilihan bagi Anda yang tidak merasa perlu mengejar gelar tapi ingin lebih mendalami fotografi selevel para fotografer kelas dunia. Sejumlah tokoh penting dengan reputasi terpuji di dunia fotografi, komunikasi visual, pendidikan tinggi, dan media mendukung pusat pelatihan di Bromo ini.

Fotografi ternyata juga memberikan makna sigifikan dalam pengembangan kepemimpinan organisasi. Hal Gregersen, Executive Director MIT Leadership Center dan pengajar senior Leadership and Innovation MIT Sloan School of Management, menceritakan interaksinya dengan Sam Abell, yang sudah lebih dari 30 tahun jadi fotografer National Geographic.

Katanya, sikap Sam dalam setiap pembuatan foto sangat relevan untuk dicontoh dalam pengembangan perilaku kepemimpinan. 

When he composes a shot, he thinks about the layers from background to foreground and how they relate to one another. And, while an amateur would likely seize on the foreground subject (sometimes not even noticing what is behind it), he begins with the most distant part of the setting and builds forward from there,” kata Hal Gregersen tentang Sam Abell. 

Dalam kenyataan sehari-hari, sejumlah orang yang dipercaya memimpin tim, bahkan organisasi, memang kerap terlihat bertindak amatiran, tergopoh-gopoh mengambil keputusan berdasarkan hanya ketertarikan pada yang kelihatan, memburu trends, menepiskan lapisan-lapisan pelbagai kemungkinan di belakangnya.

Beda banget dibandingkan perilaku para pemimpin yang matang, deliberate, yang meyakini bahwa peluang-peluang besar wajib dibuat dan untuk mewujudkannya perlu membangun lapisan-lapisan pemikiran kreatif sejak jauh hari. Pendekatannya seperti Sam Abell setiap mau membuat foto.  

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article